Ekspor Asam Amino ke Tiongkok Tembus Rp15 Miliar: Indonesia Perkuat Cengkeraman di Pasar Feed Additive Global

KLIK WARTAKU – Indonesia kembali memperkuat posisinya di pasar global untuk produk berbasis bioteknologi dengan melepas ekspor 128 ton L-Tryptophan senilai USD 900 ribu (sekitar Rp15 miliar) ke Tiongkok.
Produk asam amino esensial ini digunakan secara luas dalam industri pakan ternak global sebagai zat aditif (feed additive) untuk unggas dan sapi.
Produk yang diekspor berasal dari fasilitas produksi PT Cheil Jedang Indonesia (CJI) di Pasuruan, Jawa Timur—salah satu pionir industri kimia berbasis bioteknologi di Indonesia yang telah mengekspor L-Tryptophan ke lebih dari 90 negara sejak 2010.
Hingga kini, total ekspor L-Tryptophan dari perusahaan tersebut telah mencapai 350 ribu ton dengan nilai devisa sekitar Rp40 triliun.
“Ekspor L-Tryptophan ini menunjukkan daya saing industri kimia Indonesia di pasar global, khususnya dalam segmen berbasis bioteknologi,” ujar Menteri Perdagangan Budi Santoso dalam pernyataannya di lokasi pelepasan ekspor, Selasa (3/6/2025).
L-Tryptophan memainkan peran strategis dalam rantai pasok protein global. Digunakan sebagai bahan aditif pakan ternak, asam amino ini membantu pembentukan protein, mengurangi stres hewan, serta meningkatkan produktivitas dan kualitas daging, faktor yang sangat penting dalam industri peternakan intensif.
Tiongkok menjadi pasar utama dengan kontribusi sebesar 61,7% dari total ekspor L-Tryptophan Indonesia pada 2024, dari total nilai ekspor sebesar USD 259 juta. Negara tujuan ekspor lainnya termasuk Vietnam, Belanda, Spanyol, dan Jerman.
Secara global, Indonesia kini menempati peringkat ke-12 sebagai eksportir L-Tryptophan, dengan pertumbuhan ekspor rata-rata 15,84% per tahun selama lima tahun terakhir (2020–2024).
Kebijakan Dorong Daya Saing
PT CJI disebut telah memanfaatkan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE), yang memungkinkan perusahaan mengimpor bahan baku tanpa beban bea masuk untuk kemudian diolah dan diekspor kembali sebagai produk bernilai tambah.
“Fasilitas KITE ini menjadi salah satu instrumen penting dalam mendorong efisiensi rantai pasok dan daya saing ekspor nasional,” kata Mendag Budi Santoso.
Selain L-Tryptophan, PT CJI juga memproduksi bioplastik berbasis polihidroksi alkanoat (PHA), yang disebut sudah mulai menembus pasar internasional, menandai diversifikasi portofolio ekspor industri bioteknologi Indonesia.
Pemerintah juga tengah mempercepat penyelesaian perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), yang diharapkan akan membuka akses pasar lebih luas bagi produk bioteknologi Indonesia ke Eropa.
“Kami mendorong pelaku industri untuk memanfaatkan jaringan perdagangan dan perwakilan kami di luar negeri guna memperluas penetrasi pasar,” ujar Budi.
Pada Januari–Mei 2025, Kemendag mencatat potensi transaksi sebesar USD 68,65 juta dari 296 kegiatan promosi dagang dengan 33 negara mitra, mencakup pitching dan business matching.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage