klikwartaku.com
Beranda Internasional Drama Politik Armenia Memuncak: Uskup Agung Ditangkap, Dituduh Terlibat Rencana Kudeta

Drama Politik Armenia Memuncak: Uskup Agung Ditangkap, Dituduh Terlibat Rencana Kudeta

Ilustrasi Keuskupan Agung di Armenia

KLIKWARTAKU – Ketegangan politik di Armenia mencapai titik didih setelah pihak berwenang menangkap Uskup Agung Bagrat Galstanyan, tokoh terkemuka Gereja Apostolik dan pemimpin gerakan oposisi Perjuangan Suci, atas dugaan keterlibatan dalam upaya kudeta terhadap pemerintahan Perdana Menteri Nikol Pashinyan.

Penangkapan yang dilakukan pada Rabu 24 Juni 2025 ini menghebohkan publik, menandai babak baru dalam pertarungan kekuasaan antara pemerintah sipil dan institusi keagamaan paling berpengaruh di negara itu. Galstanyan dituduh berkonspirasi untuk menggulingkan pemerintahan dengan membentuk kelompok bersenjata dan menyusun aksi kekerasan massal guna merebut kekuasaan.

“Rencana jahat dari kelompok kriminal-oligarki yang dipimpin seorang pendeta berhasil digagalkan,” tulis Pashinyan dalam unggahan Facebook resminya, mengutip pernyataan dari Komite Investigasi Armenia.

Dituduh Susun Serangan Teroris dan Kudeta

Komite Investigasi Armenia mengumumkan bahwa Galstanyan dan 15 orang lainnya telah didakwa atas berbagai pelanggaran pidana, termasuk merencanakan aksi teroris dan perebutan kekuasaan secara ilegal. Sebanyak 14 orang telah ditahan, sementara rumah Galstanyan dan puluhan rekannya sedang digeledah.

Menurut penyidik, kelompok ini telah merekrut sekitar 1.000 mantan tentara dan polisi, membagi mereka ke dalam unit-unit penyerang, serta mempersenjatai mereka dengan senjata api, bahan peledak, dan peralatan sabotase. Target mereka termasuk pemblokiran jalan, pemadaman internet, hingga provokasi kekerasan untuk menciptakan kekacauan nasional.

Dalam langkah dramatis, pihak berwenang juga merilis rekaman audio yang disebut-sebut memperdengarkan Galstanyan sedang membahas strategi kudeta bersama para pendukungnya.

Galstanyan: “Kami Akan Datang!”

Media lokal setempat menayangkan video penangkapan Galstanyan, yang digiring oleh polisi bertopeng ke dalam kendaraan. Dalam video itu, ia sempat menyampaikan pesan menantang kepada Perdana Menteri. “Jahat, dengarkan baik-baik – waktu Anda tinggal sedikit. Tunggu, kami akan datang!” serunya lantang, diiringi teriakan “Nikol pengkhianat!” dari para pendukungnya.

Seorang anggota parlemen dari faksi oposisi, Garnik Danielyan, menyebut penggerebekan ini sebagai “aksi brutal rezim diktator” dan menegaskan bahwa tuduhan terhadap uskup agung hanyalah “rekayasa politik”.

Ketegangan Lama Memuncak

Konflik antara Gereja Apostolik Armenia dan pemerintah Pashinyan bukan hal baru. Sejak kekalahan Armenia dalam perang melawan Azerbaijan pada 2020 dan kehilangan wilayah Nagorno-Karabakh pada 2023, hubungan keduanya memburuk. Gereja secara terbuka menuntut pengunduran diri Pashinyan, menyebutnya gagal menjaga kedaulatan negara.

Upaya Pashinyan untuk melemahkan pengaruh gereja juga tampak jelas saat ia secara terbuka menyerukan pergantian Catholicos Garegin II, kepala Gereja Apostolik. Namun, seruan itu gagal mendapat dukungan umat, memperdalam jurang antara kekuasaan spiritual dan sipil.

Isu Internal yang Diawasi Dunia

Kremlin, sebagai sekutu dekat Armenia, menyatakan bahwa isu ini merupakan urusan domestik Armenia. Namun, juru bicara Dmitry Peskov mengingatkan pentingnya menjaga stabilitas di kawasan.

Sementara itu, masyarakat Armenia terpecah tajam antara mereka yang mendukung Pashinyan demi reformasi dan stabilitas, dan mereka yang melihat Galstanyan sebagai penyelamat nasional yang berani menghadapi kekuasaan yang dianggap lemah dan tunduk pada tekanan asing.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan