klikwartaku.com
Beranda Nasional Digitalisasi Penempatan PMI di Kota Malang Tekan Praktik Percaloan

Digitalisasi Penempatan PMI di Kota Malang Tekan Praktik Percaloan

Masyarakat mengantri pelayanan publik di Mal Pelayanan Publik (MPP), Kota Malang

KLIKWARTAKU – Transformasi digital dalam penempatan*Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kota Malang mendorong proses yang lebih transparan dan tertib. Melalui **Sistem Komputerisasi Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Sisko P2MI) yang dikelola Kementerian P2MI, setiap keberangkatan PMI kini tercatat secara digital sesuai regulasi pemerintah.

“Setiap nama punya data digital yang terekam rapi. Sulit untuk bermain-main,” ujar Eka Yudha Sudrajad, Fungsional Pengantar Kerja Ahli Muda Disnaker PMPTSP Kota Malang, di Mal Pelayanan Publik (MPP), Rabu 6 Agustus 2025.

Ia mengungkapkan, sistem ini mempersempit ruang gerak calo meski belum sepenuhnya menghilangkan praktik tersebut.

“Masih ada calo, tapi sekarang mereka harus menyamar sebagai petugas antar kerja resmi,” jelasnya.

Sisko P2MI juga meningkatkan pengawasan sejak tahap prakeberangkatan hingga pascakeberangkatan. Disnaker telah dilengkapi perangkat komputer dan pemindai sidik jari untuk memastikan hanya petugas sah yang dapat memproses data calon PMI.

Selain itu, masyarakat kini bisa langsung mengakses lowongan kerja luar negeri resmi tanpa perantara, melalui tautan yang dibagikan ke kelurahan dan media sosial. Digitalisasi ini diharapkan dapat menutup celah penyimpangan serta memperluas akses informasi yang akurat dan terpercaya.

Namun, Eka menilai masih ada tantangan besar, terutama dalam menangani kasus PMI non-prosedural, meningkatkan minat warga untuk bekerja secara resmi, serta memperkuat koordinasi lintas lembaga.

“Masalahnya, saat ada kasus di luar negeri, misalnya meninggal dunia, keluarga tetap mencari Disnaker. Padahal, datanya tidak pernah masuk ke kami,” ujarnya.

Berdasarkan data Disnaker Kota Malang per Juni 2025, terdapat 893 PMI yang diproses, terdiri dari 880 perempuan dan 13 laki-laki. Angka ini meningkat sekitar 20 persen per tahun sejak pandemi mereda, meskipun tidak seluruhnya berasal dari kantong PMI di Kota Malang.

Tujuan utama penempatan sektor informal meliputi Hong Kong, Taiwan, dan Singapura, dengan jenis pekerjaan seperti housekeeper, caretaker lansia, babysitter, family cook, gardener, dan driver keluarga. Sedangkan untuk sektor formal, mayoritas PMI dikirim ke Jepang, Korea Selatan, dan Polandia, umumnya bekerja di pabrik logam, tekstil, dan baterai.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan