Defisit APBN 2026 Naik jadi Rp689 Triliun
KLIK WARTAKU – Badan Anggaran DPR RI bersama Pemerintah menyepakati postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 dengan defisit Rp689,1 triliun atau 2,68 persen terhadap PDB.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan target defisit dalam APBN 2025 yang sebesar 2,29 persen PDB.
Kenaikan defisit menunjukkan pemerintah mengambil sikap lebih ekspansif pada tahun depan, dengan belanja negara dipatok Rp3.842,7 triliun.
Jumlah ini naik dari APBN 2025 yang sebesar Rp3.476,2 triliun.
Sementara pendapatan negara diperkirakan Rp3.153,6 triliun, meningkat dari Rp2.802,3 triliun pada tahun sebelumnya.
Meski masih dalam koridor aman di bawah 3 persen PDB sesuai UU Keuangan Negara, tren kenaikan defisit mengindikasikan tekanan terhadap disiplin fiskal.
Apalagi, keseimbangan primer 2026 masih defisit Rp89,7 triliun, yang artinya sebagian belanja rutin tetap ditutup dengan utang baru.
Dengan pembiayaan defisit Rp689,1 triliun, pasar obligasi akan menjadi instrumen kunci.
Jika kondisi global bergejolak, biaya utang bisa meningkat dan menekan APBN lebih jauh.
Kesepakatan ini akan dibawa ke Rapat Paripurna DPR RI 23 September 2025.
Hasil akhirnya akan menentukan arah disiplin fiskal Indonesia—apakah tetap terjaga, atau semakin longgar demi menggenjot pertumbuhan jangka pendek. **
Kunjungi Medsos Klikwartaku.com
Klik di sini