klikwartaku.com
Beranda Ekonomi Deadline Tarif Resiprokal Kian Dekat, Trump Menggila dengan Ancaman Tarif Baru 70%

Deadline Tarif Resiprokal Kian Dekat, Trump Menggila dengan Ancaman Tarif Baru 70%

Ilustrasi wajah Donald Trump. (Dibuat menggunakan Google Gemini)

 

KLIK WARTAKU – Presiden AS Donald Trump telah mengirimkan surat pemberitahuan tarif resiprokal kepada berbagai negara, termasuk tarif baru untuk Vietnam sebesar 20%, atau 40% untuk barang transshipment yang berasal dari negara ketiga seperti China.

Kebijakan ini akan mulai berlaku penuh pada 1 Agustus 2025, menyusul periode jeda sejak “Liberation Day” pada April lalu.

Trump menjelaskan tarif tersebut didasarkan pada tingkat ketidakseimbangan perdagangan.

Angkanya mencapai 70% untuk sejumlah negara yang belum mencapai kesepakatan dagang dengan AS.

Sebanyak 10–12 surat pemberitahuan tarif telah dikirim setiap harinya sejak Jumat lalu.

Penerima surat memiliki waktu hingga 9 Juli 2025 untuk negosiasi ulang sebelum tarif resmi diberlakukan .

Perjanjian dengan Vietnam merupakan satu dari sedikit yang sudah dicapai. Kesepakatan itu memuat tarif impor menuju AS sebesar 20% untuk barang utama.

Sementara itu, tarif 40% akan diberlakukan atas barang yang hanya transit atau dirakit dari bahan impornya sebelum masuk ke AS.

Sebagai penyeimbang, Vietnam menawarkan tarif 0% untuk barang impor asal AS .

Reaksi pasar atas kesepakatan ini cukup positif. Saham perusahaan ritel seperti Nike dan Adidas naik pasca-pengumuman, karena biaya impor mereka dari Vietnam diperkirakan akan tetap kompetitif.

Selain itu, kesepakatan ini juga memberikan kepastian pada sektor manufaktur global yang mengandalkan rantai pasok dari Vietnam.

Namun, analis memperingatkan implementasi tarif 40% untuk transshipment bisa memicu konflik perdagangan lebih luas, khususnya dengan China yang dianggap menggunakan Vietnam sebagai jalur keluar barang.

Breakingviews mencatat, kebijakan ini lebih ditujukan untuk memotong pengaruh China dalam rantai pasok global.

Sementara itu, AS juga sedang menegosiasi kesepakatan serupa dengan India.

Namun kebuntuan terkait produk pertanian dan susu menyulitkan pembicaraan hingga batas waktu 9 Juli.

Untuk negara lain, tarif resiprokal akan berkisar antara 10% hingga 70%, berdasarkan negosiasi grup dan sejauh mana ketidakseimbangan dipandang signifikan.

Dengan batas mogok kebijakan tarif global menjelang 9 Juli, investor dan pelaku pasar kini menanti apakah surat-surat baru akan memicu gelombang tarif yang lebih luas.

Negara-negara yang belum ada kesepakatan sibuk membangun strategi cepat agar tidak tertimpa tarif tinggi.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan