Data Pelanggan Harrods Dicuri dalam Insiden Kebocoran Sistem IT

KLIKWARTAKU — Toko serba ada mewah Harrods memperingatkan para pelanggannya bahwa data pribadi mereka kemungkinan dicuri setelah terjadi pelanggaran pada sistem IT pihak ketiga.

Dalam email resmi yang dikirim Jumat malam, Harrods menyebut data yang terdampak meliputi nama dan detail kontak sebagian pelanggan online. Namun, perusahaan memastikan bahwa informasi sensitif seperti kata sandi maupun detail pembayaran tidak ikut bocor.

“Penyedia pihak ketiga telah mengonfirmasi bahwa ini adalah insiden terisolasi yang sudah berhasil dikendalikan. Kami bekerja sama dengan mereka untuk memastikan langkah-langkah tepat segera dilakukan. Semua otoritas terkait juga telah diberitahu,” tulis pernyataan Harrods.

Baca Juga:

Hacker Ancam Sebar Data Ribuan Anak PAUD di Inggris

Pihak Harrods menegaskan bahwa sistem internal mereka tetap aman dan insiden ini tidak terkait dengan percobaan peretasan pada Mei lalu. Saat itu, Harrods sempat membatasi akses internet di seluruh situsnya sebagai langkah pencegahan.

Sebelumnya, kelompok peretas yang diduga terlibat dalam serangan siber tersebut juga mengklaim bertanggung jawab atas aksi peretasan terhadap Marks & Spencer dan Co-op awal tahun ini. Pada Juli lalu, Badan Kejahatan Nasional Inggris (NCA) menangkap empat orang terkait kasus tersebut, termasuk seorang perempuan berusia 20 tahun di Staffordshire dan tiga laki-laki berusia 17 hingga 19 tahun di London serta West Midlands.

Kasus serangan siber lain juga menimpa Jaguar Land Rover (JLR) pada Agustus lalu, yang membuat jalur produksi global perusahaan otomotif itu sempat terhenti.

Baca Juga:

Inggris Wajibkan Identitas Digital untuk Bekerja, Menuai Pro Kontra

Richard Horne, Kepala Eksekutif National Cyber Security Centre, menegaskan bahwa serangan siber bukan sekadar isu teknis.

“Dampaknya nyata pada kehidupan orang. Penyerang semakin lihai, semakin terampil dalam menyebabkan kerusakan. Mereka tidak peduli siapa yang jadi korban atau bagaimana mereka terluka,” katanya.

Ia juga mengingatkan bahwa semua organisasi, baik besar maupun kecil, harus meningkatkan keamanan sistem mereka demi melindungi diri dan pelanggan.***

Baca Juga:

Swiss Gelar Referendum Kedua Soal Kartu Identitas Digital, Privasi Jadi Sorotan