klikwartaku.com
Beranda Lifestyle Dari Dapur ke Dunia Maya, UMKM Kuliner Laris Manis di TikTok

Dari Dapur ke Dunia Maya, UMKM Kuliner Laris Manis di TikTok

Dapur ke Dunia Maya Ayam Geprek (Gambar Ilustrasi)

KLIKWARTAKU – Siapa sangka, dari balik dapur sederhana di rumah kontrakan pinggiran kota, Sari (28), pemilik usaha makanan rumahan “Ayam Geprek Kekinian” kini bisa menjual lebih dari 300 porsi ayam geprek setiap harinya. Bukan lewat spanduk atau brosur, tapi lewat video-video pendek di TikTok.

“Awalnya cuma iseng bikin video saat goreng ayam, terus ngasih sambel. Eh, viral,” kata Sari sambil tersenyum saat ditemui di kedainya di kawasan Tangerang Selatan, Kamis, 26 Juni 2025.

Kontennya sederhana. Kamera HP jadul diposisikan di atas meja, lalu Sari menunjukkan proses memasak sambil sesekali menambahkan narasi kocak atau musik yang sedang tren. Tak disangka, video itu mendapat lebih dari 1 juta penayangan dalam dua hari.

Fenomena ini bukan milik Sari semata. Di berbagai sudut Indonesia, para pelaku UMKM kuliner mulai merasakan dampak dari platform media sosial seperti TikTok. Bukan cuma tempat hiburan, kini TikTok menjadi “etalase digital” yang menjanjikan. Bahkan, menurut data TikTok Indonesia tahun 2024, sektor kuliner menjadi salah satu kategori paling populer dengan engagement tinggi.

Makanan Lokal Jadi Bintang

UMKM seperti “Lumpia Mak Sumi” di Semarang, atau “Klepon Viral” di Bandung, kini dikenal publik luar daerah bahkan luar negeri karena kekuatan video pendek. Mereka menampilkan sisi autentik, mulai dari cara membuat, bahan lokal, hingga ekspresi pelanggan yang makan sambil menangis kepedasan.

Tak sedikit pula yang berhasil membuka cabang kedua atau ketiga setelah kontennya viral. “Kami baru buka satu booth kecil di Bandung. Setelah TikTok ramai, kami buka lagi di Jakarta Timur. Gak nyangka secepat ini,” ujar Arif, pemilik Klepon Viral.

Kreativitas Jadi Kunci

Menurut pengamat digital marketing, Fikri Aulia, UMKM kuliner yang sukses di TikTok umumnya memadukan tiga hal: visual yang menggoda, cerita yang jujur, dan konsistensi konten.

“Bukan soal kamera mahal atau editing rumit. Justru yang raw, yang jujur dari dapur, malah lebih menarik di TikTok,” ujarnya.

Ia menambahkan, TikTok mematahkan paradigma bahwa promosi butuh biaya besar. Cukup satu HP, kreativitas, dan koneksi internet.

Tantangan di Balik Layar

Namun di balik kesuksesan itu, ada juga tantangan. Banyak pelaku UMKM yang kewalahan dengan lonjakan pesanan setelah viral. “Pernah sampai nangis karena gak siap stok. Dulu goreng ayam cuma buat 50 orang, tiba-tiba harus 10 kali lipat,” kata Sari sambil tertawa kecil.

Belum lagi soal hak cipta musik, komentar nyinyir, atau algoritma yang cepat berubah. Tapi bagi mereka, tantangan itu jadi bagian dari proses belajar.

Dukungan dari Pemerintah dan Komunitas

Melihat tren ini, sejumlah dinas koperasi dan UMKM di berbagai daerah mulai memberikan pelatihan konten digital. Ada juga komunitas seperti #TikTokKuliner yang membantu sesama pelaku usaha untuk saling promosi dan berbagi tips.

“Pemerintah harus sigap memfasilitasi ini, karena TikTok bukan cuma tren, tapi jalur pemasaran baru,” ujar Fikri.

Dari TikTok, Untuk Meja Makan Konsumen

Apa yang dulu hanya mimpi, kini jadi kenyataan. TikTok, dengan segala keunikannya, membuka jalan baru bagi pelaku UMKM kuliner. Dari dapur rumah ke layar ponsel jutaan orang. Dari wajan sederhana ke peluang tak terhingga.

Dan bagi Sari, selama pelanggan terus lapar dan TikTok masih ramai, dia akan tetap memasak, merekam, dan berbagi rasa dari hatinya.

“Yang penting masak dari hati. Biar sampai ke hati yang nonton juga,” tutupnya.

 

 

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan