Dalai Lama Tegaskan Akan Ada Penerus Setelah Wafat, Tolak Campur Tangan China
KLIKWARTAKU — Pemimpin spiritual Tibet yang hidup dalam pengasingan, Dalai Lama, akhirnya mengakhiri spekulasi panjang terkait masa depan lembaga Dalai Lama. Dalam pesan video yang sangat dinanti para pengikutnya, ia menegaskan akan ada penerus setelah dirinya wafat, dan hanya lembaga yang ia bentuk (Gaden Phodrang Trust) yang berhak memilih penerusnya.
“Tidak ada pihak lain yang memiliki kewenangan untuk ikut campur dalam urusan ini,” ujar Dalai Lama dengan tegas.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam perayaan ulang tahunnya yang ke-90 (berdasarkan kalender lunar Tibet) di kota Dharamshala, India, tempat Dalai Lama bermukim sejak pengasingannya setelah aneksasi Tibet oleh China pada 1950.
Lebih dari 7.000 tamu hadir dalam perayaan yang berlangsung sejak awal pekan, termasuk menteri India dan aktor Hollywood Richard Gere, pengikut setia Dalai Lama.
Reinkarnasi Jadi Isu Panas
Dalam tradisi Buddhisme Tibet, Dalai Lama diyakini bereinkarnasi setelah meninggal dunia. Namun, topik ini menjadi kontroversial karena pemerintah China mengklaim bahwa penerus Dalai Lama harus disetujui Beijing, bahkan harus lahir di wilayah China.
Menanggapi hal ini, Dalai Lama menegaskan penerusnya tidak akan berasal dari China, melainkan akan dipilih melalui prosedur tradisional yang dijalankan oleh kantornya dan komunitas Tibet di pengasingan. Ia juga menyatakan bahwa kelanjutan lembaga Dalai Lama didasarkan pada kehendak rakyat Tibet, bukan paksaan.
China Menolak, Tibet Melawan
Tanggapan Beijing pun tak lama menyusul. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyatakan proses reinkarnasi Dalai Lama harus mematuhi hukum dan regulasi China serta tradisi keagamaan, menegaskan bahwa otoritas Tiongkok akan menunjuk Dalai Lama versi mereka sendiri.
Namun, komunitas Tibet di pengasingan mengecam klaim tersebut. Youdon Aukatsang, anggota parlemen Tibet di pengasingan, menyebut upaya China untuk menunjuk penerus sebagai tidak sah dan tidak akan diakui.
“China sudah gagal mengendalikan hati dan pikiran rakyat Tibet, bahkan setelah puluhan tahun mencoba. Jika mereka tetap menunjuk Dalai Lama versi mereka, itu hanya akan menjadi Dalai Lama versi China, tanpa legitimasi di mata umat Buddha,” tegasnya.
Pesan Simbolik dan Dukungan Global
Menurut pengamat Tibet dari Universitas SOAS London, Robert Barnett, pesan Dalai Lama ini merupakan sinyal diplomatik kepada China. “Dia menyampaikan bahwa legitimasi Dalai Lama berasal dari rakyat Tibet dan komunitas global, bukan dari kekuasaan negara,” jelasnya.
Sementara itu, pakar hubungan internasional Prof. Dibyesh Anand dari University of Westminster meyakini Beijing tetap akan memaksakan versi mereka. “China punya sumber daya besar untuk mendukung Dalai Lama versi mereka, tapi mayoritas Tibet dan dunia internasional akan menolaknya.”
Harapan dan Keyakinan
Bagi banyak rakyat Tibet, pengumuman ini membawa rasa lega dan harapan. Tsayang Gyatso, pengusaha Tibet berusia 40 tahun yang datang dari Delhi, mengaku terharu.
“Saya percaya sejak awal bahwa reinkarnasi akan tetap ada. Tapi mendengarnya langsung dari Yang Mulia membuat saya merasa sangat bahagia. Saya merasa diberkahi bisa hadir langsung di momen bersejarah ini,” ujarnya.
Dengan pengumuman ini, Dalai Lama tidak hanya menegaskan masa depan lembaganya, tetapi juga memperkuat perjuangan rakyat Tibet dalam menjaga identitas, spiritualitas, dan hak mereka di tengah tekanan geopolitik yang terus berlangsung.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage