Bos Tambang Sambut Tarif Impor Tembaga Trump, Klaim Bangkitkan Industri Dalam Negeri
KLIKWARTAKU — Rencana mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk memberlakukan tarif impor tembaga sebesar 50 persen mulai 1 Agustus mendatang disambut hangat oleh Robert Friedland, miliarder tambang dan pendiri Ivanhoe Mines serta Ivanhoe Electric.
Friedland menyebut langkah Trump sebagai strategi penting untuk membangkitkan kembali industri tembaga dalam negeri dan menjaga keamanan nasional Amerika Serikat. “Langkah ini akan memastikan bahwa ekonomi terbesar dunia tidak bergantung pada pasokan bahan baku dari wilayah-wilayah rawan ketidakstabilan,” ujarnya.
Tembaga: Logam Strategis di Era Teknologi dan Transisi Energi
Tembaga memainkan peran vital dalam berbagai sektor seperti konstruksi, jaringan listrik, kendaraan listrik, hingga pusat data. Namun saat ini, AS masih mengimpor sekitar 50 persen kebutuhan tembaganya, terutama dari Meksiko, Chili, dan Kanada.
Pemerintah Kanada sendiri langsung menyatakan penolakannya terhadap kebijakan Trump. “Kami akan melawan—titik,” tegas Menteri Industri Kanada, Melanie Joly.
Sementara itu, pengumuman tarif ini telah memicu lonjakan harga tembaga global ke level tertinggi sepanjang masa.
Kebijakan Tarif dan Ancaman Inflasi
Meski bertujuan membangun kemandirian industri, kebijakan tarif ini menuai kritik karena berisiko memicu inflasi. Ewa Manthey, analis komoditas dari bank Belanda ING, memperingatkan bahwa kenaikan harga tembaga dapat meningkatkan biaya produksi di berbagai sektor, mulai dari manufaktur hingga elektronik dan konstruksi.
“Ketika harga tembaga naik, biaya produksi akan ikut naik, dan ini bisa mendorong inflasi lebih lanjut,” katanya, terlebih di tengah upaya bank sentral AS menurunkan inflasi ke target 2 persen.
Friedland Siapkan Tambang Baru di Arizona
Friedland sendiri tengah mempersiapkan proyek tambang tembaga Santa Cruz di Arizona, yang dijadwalkan mulai berproduksi pada 2028. Ia mengklaim, tambang ini akan menghasilkan tembaga dengan kualitas tinggi, siap pakai untuk industri teknologi tanpa perlu diproses ulang.
“Dengan perusahaan seperti TSMC dan Lucid Motors masuk ke Arizona, tembaga dari tambang kami tidak perlu keluar dari negara bagian,” katanya.
Namun, banyak proyek tambang lain di AS terhambat akibat izin lingkungan dan proses hukum yang panjang.
Dampak Lebih Luas: Antara Keamanan Nasional dan Efisiensi Ekonomi
Friedland menilai langkah Trump adalah jawaban terhadap kebutuhan bahan mentah untuk mendukung kebijakan industrialisasi dan penciptaan lapangan kerja manufaktur di AS. Namun sebagian ekonom memperingatkan bahwa efek domino dari tarif tinggi bisa berdampak buruk bagi ekonomi secara keseluruhan.
“Atas nama keamanan nasional, Anda mungkin rela mengorbankan efisiensi ekonomi,” ujar Adam Posen, Presiden Peterson Institute for International Economics. “Tapi pada akhirnya, beban biaya akan ditanggung hampir semua lapisan masyarakat AS.”
Dengan permintaan global yang terus meningkat, terutama dari Tiongkok dan India, dan prediksi kekurangan pasokan tembaga sebesar 30 persen pada 2035 menurut IEA, industri tembaga menjadi medan perebutan yang semakin strategis.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage