klikwartaku.com
Beranda Internasional Bolivia Bersiap Punya Presiden Non-Kiri Pertama dalam Dua Dekade, Rodrigo Paz Hadapi Jorge Quiroga di Putaran Kedua

Bolivia Bersiap Punya Presiden Non-Kiri Pertama dalam Dua Dekade, Rodrigo Paz Hadapi Jorge Quiroga di Putaran Kedua

Bolivia diperkirakan akan memilih presiden non-kiri pertama dalam 20 tahun. Rodrigo Paz dan Jorge Quiroga melaju ke putaran kedua setelah gagal meraih suara mayoritas di pilpres. Foto: Tangkapan layer YouTube Times News

KLIKWARTAKU — Bolivia berada di ambang perubahan politik besar setelah hampir dua dekade berada di bawah dominasi partai kiri-sosialis. Hasil awal pemilihan presiden pada Minggu 18 Agustus 2025 menunjukkan dua kandidat non-kiri, Senator Rodrigo Paz Pereira dan mantan presiden Jorge Quiroga, menempati posisi teratas.

Karena tidak ada kandidat yang meraih suara mayoritas, pemilu akan berlanjut ke putaran kedua pada Oktober mendatang.

Rodrigo Paz Pereira, dari Partai Demokrat Kristen, tampil mengejutkan sebagai peraih suara terbanyak. Padahal survei sebelumnya menjagokan pengusaha Samuel Doria Medina. Kampanye Paz menekankan pada desentralisasi dana ke daerah, pemberantasan korupsi, serta slogannya “kapitalisme untuk semua, bukan hanya segelintir orang.”

Sementara itu, Jorge Quiroga, yang pernah menjadi presiden sementara pada 2001–2002, membawa pengalaman politik lama. Keduanya sama-sama mengusung pendekatan kapitalis, termasuk dukungan terhadap investasi asing di cadangan litium Bolivia yang sangat besar — sumber penting untuk baterai mobil listrik, laptop, hingga panel surya.

Perubahan Arah Politik dan Hubungan Internasional

Terpilihnya presiden non-kiri akan menandai perubahan tajam kebijakan luar negeri Bolivia. Selama dua dekade terakhir, Bolivia memperkuat hubungan dengan China, Rusia, dan Iran. Namun, pemerintahan baru diperkirakan akan membuka jalan untuk hubungan lebih erat dengan Amerika Serikat.

Laporan terbaru Kongres AS bahkan menggambarkan hubungan Bolivia-AS di bawah pemerintahan sosialis sebagai “tegang”.

Ekonomi Krisis dan Hukuman untuk Partai Kiri

Pemilu kali ini berlangsung di tengah krisis ekonomi terburuk dalam beberapa tahun: kelangkaan bahan bakar, menipisnya cadangan devisa, inflasi tinggi, dan utang menumpuk. Banyak pemilih menyatakan ingin menghukum partai berkuasa, Movimiento al Socialismo (MAS).

Presiden saat ini, Luis Arce, yang popularitasnya anjlok, memilih tidak mencalonkan diri kembali. Kandidat MAS, Eduardo del Castillo, bahkan dihina saat mencoblos; sementara kandidat kiri lainnya, Andrónico Rodríguez, dilempari batu oleh massa.

Evo Morales Tak Lagi di Panggung Utama

Untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade, mantan presiden Evo Morales tidak masuk bursa pencalonan. Morales, yang berkuasa sejak 2006 hingga 2019, dilarang mencalonkan diri lagi setelah kegagalan upayanya mengubah aturan konstitusi.

Meski masih memiliki basis massa, Morales kini menghadapi tuduhan kasus hukum dan perpecahan internal di tubuh MAS, yang membuat kekuatan politik kiri semakin rapuh.

Dengan kondisi ini, Bolivia tampaknya sedang menuju era baru politik non-kiri setelah lebih dari 20 tahun. Putaran kedua Oktober nanti akan menjadi penentu arah baru bagi negara kaya sumber daya tersebut.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan