Bentrok FPI-PWI LS, MUI Imbau Berdamai dan Menghindari Perseteruan

KLIKWARTAKU -Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud, mengimbau lembaga dan kelompok dakwah Islam untuk menghindari perseteruan yang dapat merusak umat. Imbauan ini disampaikan menyusul insiden bentrokan antara dua ormas yang terjadi belum lama ini.

Bentrokan tersebut melibatkan massa Front Persaudaraan Islam (FPI) dan Perjuangan Walisongo Laskar Sabilillah (PWI LS). Insiden ini dipicu oleh pro-kontra terkait kehadiran Habib Muhammad Rizieq Shihab, pendiri FPI, dalam acara safari dakwah di Pemalang.

KH Marsudi menegaskan bahwa dakwah harus bertujuan untuk kemaslahatan dan kemanfaatan umat, bukan justru menyebabkan kerusakan. “Kedua lembaga ini seharusnya memikirkan bahwa dakwah itu untuk kemaslahatan umat, bukan yang menimbulkan mudharat,” ujar Kiai Marsudi.

Baca Juga:

Menteri BKKBN: Perkuat Komunikasi Keluarga untuk Kurangi Kecanduan Handphone pada Anak

Ia mengingatkan bahwa lembaga dakwah harus menghindari segala hal yang dapat merusak keharmonisan umat. “Jika dakwah justru menyebabkan kemudharatan, itu menjadi sebuah anomali,” tambahnya.

Kiai Marsudi juga mengimbau FPI dan PWI LS untuk segera melakukan upaya perdamaian. Menurutnya, bentrokan semacam ini hanya akan merusak citra dakwah di tengah masyarakat.

“Harapan kami, kedua belah pihak dapat segera berdamai agar tidak ada lagi perseteruan yang merugikan umat,” ujar Kiai Marsudi.

Baca Juga:

Enam Menteri Tandatangani MoU Perlindungan Anak di Dunia Digital

Kiai Marsudi juga mengingatkan umat untuk berhati-hati dalam menggunakan panggung dakwah. Ia menekankan pentingnya menjaga perkataan agar tidak membelah umat, apalagi jika disertai dengan provokasi yang bisa menimbulkan konflik.

“Indonesia adalah negara damai yang mengedepankan debat ide, bukan perseteruan fisik,” tegasnya.

Selain itu, Kiai Marsudi mengimbau masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih penceramah. Menurutnya, penting untuk mempertimbangkan apakah penceramah tersebut membawa maslahat atau mudharat bagi umat.

Baca Juga:

KY Umumkan 23 Calon Hakim MA Lolos Seleksi Kesehatan dan Kepribadian, Berikut Daftar Namanya

“Masyarakat harus menilai apakah kehadiran penceramah tersebut membawa manfaat atau justru mudharat. Jika ada mudharatnya, lebih baik dihindari,” pungkasnya.