klikwartaku.com
Beranda Nasional Bank Dunia: Garis Kemiskinan BPS Tetap Relevan untuk Kebijakan Nasional

Bank Dunia: Garis Kemiskinan BPS Tetap Relevan untuk Kebijakan Nasional

Ilustrasi kemiskinan/Pixabay

KLIKWARTAKU – Bank Dunia menyarankan agar Indonesia tetap menggunakan garis kemiskinan nasional yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai acuan utama dalam merancang kebijakan sosial dan program bantuan.

Hal ini disampaikan melalui dokumen Factsheet “The World Bank’s Updated Global Poverty Lines: Indonesia” yang dirilis pada 13 Juni 2025. Meski Bank Dunia memiliki penghitungan kemiskinan versi internasional, lembaga itu menegaskan bahwa garis kemiskinan nasional milik BPS lebih sesuai untuk konteks kebijakan dalam negeri.

“Untuk kebijakan nasional, garis kemiskinan nasional yang dirilis oleh BPS adalah yang paling tepat,” tulis Bank Dunia.

BPS sendiri menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) untuk menentukan garis kemiskinan berdasarkan pengeluaran minimum per bulan yang dibutuhkan masyarakat, dan disesuaikan dengan kondisi lokal, baik di perkotaan maupun pedesaan.

Sementara itu, Bank Dunia baru-baru ini merevisi standar garis kemiskinan global, mengikuti pembaruan Purchasing Power Parity (PPP) 2021. Dengan revisi ini, batas kemiskinan untuk negara berpendapatan menengah atas seperti Indonesia naik dari USD 6,85 menjadi USD 8,30 per hari, atau sekitar Rp1.512.000 per orang per bulan.

Jika standar internasional tersebut digunakan, jumlah penduduk Indonesia yang tergolong miskin mencapai 194,72 juta jiwa atau sekitar 68,3 persen dari total penduduk 2024. Padahal, menurut BPS, angka kemiskinan nasional pada September 2024 hanya sebesar 8,57 persen, atau sekitar 24,06 juta orang, dengan garis kemiskinan sebesar Rp595.242 per orang per bulan.

Bank Dunia menjelaskan, perbedaan tersebut wajar karena kedua pendekatan memiliki tujuan yang berbeda. Garis kemiskinan internasional digunakan untuk membandingkan tingkat kesejahteraan antarnegara, sedangkan garis kemiskinan nasional dirancang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dalam negeri.

“Definisi kemiskinan nasional dan internasional memang sengaja dibuat berbeda, karena digunakan untuk tujuan yang berbeda pula,” jelas Bank Dunia.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan