klikwartaku.com
Beranda Internasional Asisten Pengajar Tewas Ditikam oleh Siswa di Depan Sekolah di Prancis

Asisten Pengajar Tewas Ditikam oleh Siswa di Depan Sekolah di Prancis

Ilustrasi aksi kekerasan seorang siswa di depan sebuah sekolah

KLIKWARTAKU – Seorang asisten pengajar dilaporkan tewas setelah ditikam oleh seorang siswa di depan sebuah sekolah di Nogent, wilayah timur laut Prancis, pada Selasa pagi 10 Juni 2025 (waktu setempat), demikian disampaikan oleh otoritas Prefektur Haute-Marne.

Korban berusia 31 tahun tersebut ditikam di luar Sekolah Menengah Pertama Françoise Dolto saat polisi sedang melakukan pemeriksaan tas para siswa. Media Prancis melaporkan bahwa seorang tersangka telah ditahan. Perdana Menteri François Bayrou mengonfirmasi bahwa pelaku adalah seorang siswa berusia 14 tahun.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa korban adalah korban dari gelombang kekerasan yang tidak masuk akal dan menegaskan bahwa bangsa ini sedang berduka. Politikus lintas partai mengecam keras insiden tersebut dan menyerukan tindakan tegas terhadap kejahatan yang menggunakan senjata tajam.

Media lokal menyebutkan bahwa tersangka sebelumnya tidak dikenal oleh pihak kepolisian dan motif penyerangan masih belum diketahui. François Bayrou dan Menteri Pendidikan Prancis Elisabeth Borne mengonfirmasi bahwa serangan dilakukan oleh seorang siswa. Borne menyatakan akan mengunjungi sekolah tersebut di Nogent, dan mengapresiasi ketenangan dan dedikasi mereka yang berhasil menahan pelaku.

Bayrou menulis di media sosial, “Pikiran dan doa kami bersama putra kecil korban, keluarga, orang-orang terdekat, dan seluruh komunitas pendidikan.” Ia menambahkan bahwa “ancaman senjata tajam di kalangan anak-anak kita telah menjadi kritis” dan menyerukan agar masalah ini dijadikan musuh bersama masyarakat.

Politikus oposisi menekan pemerintah untuk mengambil langkah lebih nyata. Marine Le Pen, pemimpin partai sayap kanan Rassemblement National (RN), mengecam apa yang disebutnya sebagai pembiaran terhadap kekerasan ekstrem, yang diperparah oleh kelambanan otoritas publik. “Tidak ada satu minggu pun yang berlalu tanpa tragedi menimpa sekolah,” tulisnya di media sosial.

Jordan Bardella, Presiden RN, juga mengkritik Presiden Macron karena dianggap mengabaikan realitas kekerasan yang terjadi, dengan merujuk pada pernyataan Macron akhir pekan lalu menjelang Konferensi PBB tentang Lautan. Di mana Macron mengingatkan agar pemerintah dan parlemen tidak terjebak pada isu-isu sesaat, seperti narasi invasi negara yang menurutnya digunakan untuk mengalihkan perhatian dari krisis iklim.

Kekerasan dengan senjata tajam di sekolah bukan kali ini saja terjadi. Oktober tahun lalu, seorang guru tewas akibat penikaman di sebuah sekolah di kota Arras, Prancis utara. Pada April lalu, insiden serupa juga terjadi di sekolah menengah di Nantes.

Menanggapi hal ini, Bayrou menyerukan perlunya peningkatan pemeriksaan keamanan di dalam dan sekitar lingkungan sekolah. Pada akhir April, Kementerian Pendidikan Nasional Prancis melaporkan bahwa 94 senjata tajam telah disita dari 958 pemeriksaan tas acak sejak Maret.

Jean-Remi Girard, Presiden Serikat Sekolah Menengah Nasional, menyatakan, “Tidak mungkin untuk waspada selama 24 jam penuh. Kita tidak bisa menganggap setiap siswa sebagai ancaman, kalau begitu, kita tidak akan pernah bangun dari tempat tidur di pagi hari.” Ungkapnya.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan