klikwartaku.com
Beranda Internasional AS Terus Mengebom, Al-Shabab Terus Tumbuh: Ketika Serangan Udara Malah Memperkuat Musuh

AS Terus Mengebom, Al-Shabab Terus Tumbuh: Ketika Serangan Udara Malah Memperkuat Musuh

Ilustrasi serangan rudal melalui udara dengan menggunakan pesawat tempur

KLIKWARTAKU – Dua dekade lebih serangan udara Amerika Serikat di Somalia belum mampu menghentikan pergerakan kelompok bersenjata seperti al-Shabab. Sebaliknya, banyak pengamat meyakini strategi ini justru menambah bahan bakar ke dalam api: menguatkan musuh yang coba dihancurkan, dan menciptakan generasi baru warga Somalia yang tumbuh di bawah bayang-bayang drone.

“Serangan udara bisa menekan, tapi tidak mengubah,” ujar Jethro Norman, peneliti senior di Institut Studi Internasional Denmark. Ia menyamakan situasi Somalia dengan kegagalan panjang AS di Afghanistan. “Pasukan lokal sulit mempertahankan wilayah, AS menambal kekosongan dengan bom, tetapi masa depan tetap suram.”

Antara Retorika dan Realitas

Retorika yang digemakan pemerintahan Trump (bahwa pemboman presisi akan melemahkan kelompok teroris) semakin dipertanyakan. Di lapangan, yang terlihat justru sebaliknya: al-Shabab memanfaatkan narasi agresi asing dan kegagalan pemerintah untuk mengklaim posisi sebagai pelindung rakyat.

“Di Somalia, hilangnya legitimasi bukan teori akademik,” tegas Norman. “Itu adalah realitas sehari-hari. Saat drone membunuh warga sipil, al-Shabab hadir sebagai pihak yang membela dan itu sangat efektif untuk merekrut anggota baru.”

Harga yang Dibayar: Rakyat dan Pajak

Setiap rudal yang diluncurkan dari drone membawa dua harga: satu dibayar dengan nyawa, lainnya dengan uang. Analis menilai bahwa melanjutkan kampanye udara berbiaya tinggi di negara miskin dan terpecah seperti Somalia merupakan strategi yang tidak hanya gagal, tetapi juga membebani pembayar pajak AS.

“Terus menggunakan drone untuk memerangi bayangan di belahan dunia lain bukan hanya sia-sia, tapi juga kontraproduktif,” kata David Sterman, wakil direktur New America.

Menurutnya, al-Shabab telah terbukti sangat tahan terhadap tekanan militer selama bertahun-tahun. “Tidak realistis membayangkan kelompok ini bisa dihapus sepenuhnya hanya dengan bom. Strategi militer semata tidak cukup, dibutuhkan pendekatan yang berbeda, yang melibatkan pembangunan legitimasi, rekonsiliasi, dan kemitraan lokal.”

Sterman juga menambahkan bahwa tujuan AS sesungguhnya mungkin bukan lagi mengalahkan kelompok-kelompok ini, tetapi sekadar membatasi jangkauan dan koneksi global mereka. “Kita harus mulai bertanya: apa arti sebenarnya dari ‘kemenangan’ terhadap kelompok non-negara seperti ini?”

Bom Tidak Bisa Membeli Perdamaian

Selama AS terus mengandalkan kekuatan udara tanpa menyentuh akar persoalan (kemiskinan, ketidakadilan, dan pemerintahan yang rapuh) maka kelompok seperti al-Shabab dan IS-Somalia akan terus menemukan tempat untuk tumbuh.

“Setiap serangan tanpa pendekatan sosial dan politik hanyalah jalan menuju kekosongan,” ujar Norman. “Dan kekosongan itu cepat sekali diisi oleh mereka yang menawarkan identitas, tujuan, dan musuh bersama.”

Menang di Udara, Kalah di Tanah

Serangan udara Amerika di Somalia kini lebih menyerupai pola lama yang terus diulang: menembak tanpa solusi, membunuh tanpa membangun. Sementara itu, di desa-desa Somalia, anak-anak tumbuh besar tidak dengan harapan tetapi dengan kebencian. Jika AS sungguh ingin mengakhiri perang tanpa akhir, saatnya berhenti membakar dan mulai membangun.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan