klikwartaku.com
Beranda Lifestyle ANAKKU DISAPA, Inovasi Manis dari Pontianak yang Bikin Literasi Makin Inklusif

ANAKKU DISAPA, Inovasi Manis dari Pontianak yang Bikin Literasi Makin Inklusif

BACA – Anak-anak di Yayasan Ar-Rahmah tengah membaca buku braille yang merupakan bagian dari kegiatan inovasi ANAKKU DISAPA, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pontianak, beberapa waktu lalu. IST

KLIKWARTAKU – Siapa bilang literasi cuma milik mereka yang bisa datang ke perpustakaan? Di Pontianak, ada kabar baik yang hangat dan menginspirasi: namanya ANAKKU DISAPA. Bukan sekadar nama program, ini adalah gerakan literasi inklusif yang menyapabsecara harfiah anak-anak panti asuhan dan teman-teman disabilitas, lewat buku-buku yang datang langsung ke pelukan mereka.

Diluncurkan sejak Maret 2021, ANAKKU DISAPA (Antar Pinjam Buku untuk Disabilitas dan Anak Panti Asuhan) membawa semangat baru dalam layanan perpustakaan. Dulu, program ini dikenal dengan nama panjang. Antar Peminjaman Buku Pilihan secara Berkala pada Yayasan Disabilitas dan Panti Asuhan (APBB-DPA).

Kini, dengan nama yang lebih membumi dan mudah diingat, semangatnya tetap sama: mendekatkan akses literasi untuk semua.

“Hanya 0,8% pengunjung perpustakaan kami dari kelompok disabilitas dan anak panti. Itu angka yang menggugah hati kami untuk berubah,” ujar Rendrayani, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pontianak, dalam sebuah wawancara hangat, Rabu (5/6/2025).

Bukan cuma sekadar layanan pinjam buku biasa, ANAKKU DISAPA hadir dengan pendekatan need-based artinya, buku-buku yang dibawa sudah dikurasi sesuai kebutuhan dan minat masing-masing komunitas.

Ada buku braille untuk tunanetra, flip book interaktif, hingga literatur bergambar yang bisa dinikmati komunitas tuli. Semuanya disiapkan dengan penuh empati dan perhatian.

Yang bikin program ini makin manis adalah kehadiran para relawan dan mitra sosial yang bergerak bersama. Hingga awal Juni 2025, ANAKKU DISAPA telah menyentuh lima lembaga penting dari Yayasan Sahabat Netra Khatulistiwa sampai Panti Asuhan Ahmad Yani Putra.

Total, lebih dari 4.160 peminjaman buku telah dilakukan, dan 82 anggota perpustakaan baru lahir dari komunitas yang dulunya nyaris tak terjangkau.

“Literasi bukan cuma soal membaca. Ini soal harapan, soal masa depan, soal keberdayaan,” tambah Rendrayani dengan nada optimis.

Program ini juga sejalan dengan Asta Cita ke-5 dan RPJMD Kota Pontianak 2020–2025 yang menaruh perhatian serius pada keadilan sosial. Lewat ANAKKU DISAPA, Pontianak bergerak jadi kota yang makin ramah literasi dan makin ramah untuk semua.

Dan ya, siapa tahu suatu hari nanti, program manis ini bisa diadopsi di kota-kota lain. Karena setiap anak, setiap orang, pantas untuk disapa melalui buku, melalui pengetahuan, melalui cinta.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan