klikwartaku.com
Beranda Ekonomi Akses Pasar ke 600 Juta Jiwa, Indonesia Targetkan Rampungkan Perjanjian Dagang Eropa dan Eurasia 2025

Akses Pasar ke 600 Juta Jiwa, Indonesia Targetkan Rampungkan Perjanjian Dagang Eropa dan Eurasia 2025

Ilustrasi ekspor impor. (Dibuat menggunkan Google Gemini)

KLIK WARTAKU— Indonesia mencatat kemajuan signifikan dalam dua perundingan dagang strategis, Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia-EU CEPA) dan Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Area (I-EAEU FTA) yang ditargetkan selesai pada 2025.

Kedua perjanjian ini berpotensi membuka akses pasar Indonesia ke wilayah berpopulasi gabungan lebih dari 600 juta jiwa dengan daya beli tinggi.

“Perundingan Indonesia-EU CEPA dan Indonesia-EAEU FTA menjadi kabar baik di tengah ketidakpastian perdagangan global. Kami menargetkan penyelesaiannya tahun ini,” kata Menteri Perdagangan RI Budi Santoso (Mendag Busan) dalam pernyataan resmi, Selasa (10/6).

Perjanjian dengan Uni Eropa telah berjalan sejak 2016 dan memasuki putaran ke-19 pada Juli 2024, sementara pembicaraan dengan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) diluncurkan pada Desember 2022 dan telah mencapai putaran ke-4 di Yerevan, Armenia.

Mendag Busan menekankan bahwa kedua perjanjian akan mendiversifikasi pasar ekspor Indonesia dan menjadi jalur alternatif bagi produk yang terdampak kebijakan proteksionisme, seperti tarif tinggi dari Amerika Serikat. Fokus produk mencakup sektor padat karya, pertanian, perikanan, dan manufaktur, dengan target utama pada kelapa sawit, tekstil, elektronik, dan hasil bumi unggulan.

Perjanjian juga diharapkan menurunkan hambatan tarif dan nontarif, serta meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.

Selain ekspor, pemerintah memproyeksikan peningkatan investasi asing melalui kedua perjanjian tersebut, terutama di sektor industri berteknologi maju. Investasi ini diharapkan mendukung hilirisasi industri dalam negeri, meningkatkan nilai tambah produk ekspor, dan memperkuat daya saing nasional.

“Kedua perjanjian juga mendukung program UMKM BISA Ekspor,” tambah Mendag Busan. Perwakilan dagang RI di luar negeri akan memberikan asistensi langsung kepada pelaku UMKM agar bisa menembus pasar Eropa dan Eurasia.

Pada 2024, nilai perdagangan Indonesia-Uni Eropa mencapai USD 30,1 miliar, dengan surplus sebesar USD 4,5 miliar. Sebaliknya, perdagangan dengan Uni Ekonomi Eurasia senilai USD 4,1 miliar, namun Indonesia masih mencatat defisit USD 1,1 miliar.

“Kami berharap peningkatan akses pasar ke EAEU dapat mengurangi defisit dan menguntungkan neraca perdagangan nasional,” ujar Djatmiko Bris Witjaksono, Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag.

Dengan selesainya perundingan pada tahun ini, pemerintah optimistis bahwa perjanjian komprehensif dan inklusif ini akan meningkatkan kesejahteraan nasional, menciptakan lapangan kerja baru, dan menarik investasi berkelanjutan dari dua kawasan ekonomi besar dunia.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan