klikwartaku.com
Beranda Lifestyle Community Garden di Perkotaan Jadi Tempat Nongkrong Baru: Hijau, Nyaman, dan Punya Banyak Cerita

Community Garden di Perkotaan Jadi Tempat Nongkrong Baru: Hijau, Nyaman, dan Punya Banyak Cerita

Community Garden di Perkotaan Jadi Tempat Nongkrong Baru

KLIKWARTAKU – Di tengah hiruk-pikuk dan kepadatan kota, tren baru tengah tumbuh dan menyebar community garden alias kebun komunitas. Bukan cuma sekadar ruang hijau, kini kebun yang dikelola bareng-bareng ini menjelma jadi tempat nongkrong baru yang seru, sehat, dan penuh makna.

Community garden yang dulu mungkin hanya dianggap lahan tanam sayur bersama, kini naik kelas. Banyak generasi muda, komunitas kreatif, hingga warga sekitar mulai memanfaatkannya sebagai tempat beraktivitas, healing, sampai membuat konten.

Di Jakarta, misalnya, komunitas Kebun Kumara di Lebak Bulus jadi salah satu contoh sukses. Tak hanya menanam sayur organik, mereka juga menggelar workshop berkebun, yoga di alam terbuka, hingga piknik mingguan. Suasananya yang asri bikin banyak warga kota betah berlama-lama, bahkan datang rutin.

“Kita pengin ngajak orang kota buat lebih dekat sama alam, meski tinggal di tengah beton,” ujar Ayu Sari, salah satu penggerak kebun komunitas Kebun Kumara.

Fenomena serupa juga terjadi di kota-kota besar lain, seperti Bandung, Yogyakarta, hingga Surabaya. Di sana, community garden bukan cuma ruang tanam, tapi juga ruang sosial: tempat orang ngobrol, belajar bareng, bahkan berkolaborasi.

Menurut Urban Planner dan Pengamat Perkotaan, Ario Nugroho, tumbuhnya minat terhadap kebun komunitas menunjukkan perubahan cara warga kota melihat ruang publik.

“Kebutuhan akan ruang hijau makin terasa. Tapi yang menarik, sekarang orang nggak cuma pengin jalan-jalan ke taman. Mereka pengin ikut merawat, ikut merasa memiliki. Itu jadi bonding baru di antara warga kota,” jelas Ario.

Selain memberi ruang interaksi sosial, kebun komunitas juga membawa manfaat lingkungan. Dengan konsep pertanian urban yang berkelanjutan, community garden bisa jadi solusi mikro untuk isu ketahanan pangan, pengurangan sampah organik, hingga peningkatan kualitas udara di kota.

Nadira, 27 tahun, warga Jakarta Selatan yang rutin ikut kegiatan di kebun komunitas dekat rumahnya mengaku aktivitas berkebun membuatnya lebih rileks dan produktif.

“Biasanya aku stres di kantor, sekarang tiap Sabtu pagi nyangkul bareng tetangga malah jadi mood booster. Lucu juga, dari yang awalnya cuma say hi sekarang jadi teman dekat,” katanya sambil tertawa.

Melihat tren ini, sejumlah pemerintah daerah juga mulai mendukung pengembangan kebun komunitas. Lewat skema pemanfaatan lahan tidur, dukungan alat tanam, hingga penyuluhan, urban farming makin mendapat tempat.

Community garden mungkin belum sepenuhnya mainstream. Tapi pelan-pelan, ia membentuk cara baru menikmati kota lebih hijau, lebih guyub, dan pastinya lebih sehat.

 

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan