klikwartaku.com
Beranda Ekonomi Manufaktur RI Melemah Tajam, Industri Tunggu Arah Kebijakan dan Pulihnya Daya Beli

Manufaktur RI Melemah Tajam, Industri Tunggu Arah Kebijakan dan Pulihnya Daya Beli

Ilustrasi industri Manufaktur (Dibuat menggunakan Google Gemini)

KLIK WARTAKU- Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur Indonesia kembali menunjukkan kontraksi pada Juni 2025, turun menjadi 46,9 dari 47,4 pada Mei. Ini mencerminkan penurunan aktivitas industri akibat permintaan yang melemah dan belum kunjung terbitnya kebijakan pro-bisnis. Indonesia bukan satu-satunya, PMI juga melemah di sejumlah negara ASEAN dan global.

Menurut Kementerian Perindustrian (Kemenperin), pelemahan disebabkan dua faktor utama: ketidakpastian kebijakan dan melemahnya permintaan ekspor serta domestik. “Perusahaan masih menunggu kebijakan yang bisa memberi perlindungan terhadap pasar domestik dan mendorong daya saing industri,” ujar Febri H.A. Arief, Juru Bicara Kemenperin.

Empat Kebijakan Krusial yang Ditunggu Industri

Salah satu kebijakan yang dinantikan adalah revisi Permendag No. 8/2024 tentang relaksasi impor produk jadi. Pemerintah telah mengumumkan pencabutannya pada 30 Juni 2025, namun dampak positifnya baru diperkirakan terasa dua bulan ke depan, terutama untuk industri tekstil dan pakaian jadi (TPT).

Industri juga menunggu:

“Dengan dibatasinya entry port dan adanya IEU-CEPA, pasar akan lebih terbuka bagi produk dalam negeri, terutama yang berorientasi ekspor,” lanjut Febri.

Permintaan Lemah, Konsumen Prioritaskan Kebutuhan Dasar

Selain kebijakan, faktor pasar dan penurunan daya beli masyarakat turut menekan aktivitas manufaktur. Konsumen kini lebih banyak mengalokasikan dana untuk kebutuhan pokok ketimbang produk sekunder. Bahkan, kelas menengah atas lebih memilih menabung atau berinvestasi ketimbang konsumsi.

Meski demikian, belanja pemerintah dan insentif liburan sekolah diperkirakan menjadi penopang pemulihan. “Kami mengapresiasi gaji ke-13, insentif liburan dan tahun ajaran baru yang akan dorong permintaan di sektor makanan, minuman, tekstil, hingga keramik,” jelas Kemenperin.

PMI Regional dan Global Ikut Melemah

Indonesia tak sendiri. PMI manufaktur juga terkontraksi di negara-negara ASEAN seperti:

Negara-negara industri besar pun mencatat pelemahan: Inggris (47,7), Prancis (47,8), Korea Selatan (48,7), dan Jerman (49,0).

S&P Global: Kepercayaan Bisnis RI Terendah dalam 8 Bulan

Usamah Bhatti, ekonom S&P Global, mengatakan sektor manufaktur RI memasuki fase pelemahan tajam di pertengahan 2025. Penurunan terutama berasal dari pasar domestik, yang memicu pengurangan produksi, pemutusan tenaga kerja, dan aktivitas pembelian.

“Kepercayaan bisnis terhadap output masa depan jatuh ke titik terendah dalam delapan bulan,” ujar Bhatti.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan