Penjual Jalanan Kenya Tewas Setelah Ditembak Polisi Saat Unjuk Rasa
KLIKWARTAKU — Seorang penjual jalanan di Kenya, Boniface Kariuki (22), yang ditembak di kepala oleh polisi saat unjuk rasa dua pekan lalu, dilaporkan meninggal dunia setelah dokter mencabut alat penopang hidup, menurut keterangan keluarganya pada Senin (waktu setempat).
“Boniface telah tiada. Kami baru saja melihat jenazahnya,” ujar juru bicara keluarga, Emily Wanjira. Pihak keluarga dijadwalkan akan memberikan pernyataan resmi mengenai kematiannya dalam waktu dekat.
Kariuki, penjual masker jalanan, tertembak dari jarak dekat pada 17 Juni ketika polisi membubarkan aksi protes di ibu kota Nairobi atas kematian seorang blogger sekaligus guru, Albert Ojwang (31), yang meninggal dalam tahanan.
Boniface sempat dirawat di rumah sakit rujukan utama Nairobi, dan selama hampir dua pekan terakhir bergantung pada alat bantu kehidupan. Namun, dokter kemudian memberi tahu keluarga bahwa meski jantung Boniface masih berdetak, otaknya sudah tidak berfungsi.
Beberapa kali operasi telah dilakukan, namun menurut laporan, masih ada serpihan peluru yang tertanam di otaknya.
Kabar bahwa Boniface mengalami mati otak memicu kemarahan publik terhadap dugaan kebrutalan polisi dan meningkatkan desakan agar keadilan ditegakkan. Banyak warga Kenya juga menyerukan agar pemerintah membayar biaya rumah sakit setelah keluarga Boniface sempat menggalang donasi publik.
Dua anggota polisi telah dihadirkan di pengadilan terkait penembakan Boniface, namun mereka belum diminta mengajukan pembelaan dan masih ditahan sambil menunggu hasil penyelidikan.
Sementara itu, pada Senin, Pengadilan Tinggi Kenya memerintahkan Kepala Polisi Nasional, Douglas Kanja, untuk menghadirkan blogger yang hilang, Ndiangui Kinyagia, dalam waktu 24 jam, atau hadir di pengadilan untuk menjelaskan keberadaannya. Kinyagia dilaporkan ditahan oleh aparat keamanan pekan lalu dan sejak itu tak terlihat lagi.
Sedikitnya 19 orang tewas dalam unjuk rasa nasional anti-pemerintah pada Rabu lalu, menurut lembaga hak asasi manusia yang didanai negara.
Namun, Menteri Dalam Negeri Kenya, Kipchumba Murkomen, membela tindakan polisi dan menyebut protes tersebut sebagai terorisme yang menyamar sebagai perbedaan pendapat. Ia bahkan mendorong aparat untuk menembak di tempat siapa pun yang menyerang kantor polisi, pernyataan yang menuai kritik dari kelompok advokasi hukum dan hak asasi manusia.
Pada Minggu, keluarga Boniface mendesak pihak berwenang agar mempercepat proses penyelidikan dan memastikan keadilan ditegakkan.
Enam orang, termasuk tiga polisi, telah didakwa atas pembunuhan Albert Ojwang dalam tahanan polisi. Kematian Ojwang memaksa Wakil Kepala Polisi Kenya, Eliud Lagat, untuk mengundurkan diri dari jabatannya sementara, meskipun banyak warga Kenya tetap mendesak agar ia mundur secara permanen.
Ojwang ditahan setelah Lagat melaporkan bahwa dirinya telah difitnah oleh sang blogger di media sosial. Hasil autopsi menunjukkan Ojwang meninggal akibat luka akibat penganiayaan. Lagat membantah melakukan kesalahan apa pun.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage