Pilot F-16 Ukraina Gugur Setelah Hantam Tujuh Target Udara Rusia
KLIKWARTAKU — Langit masih membara di tahun keempat perang Ukraina dan Rusia. Dalam malam yang gelap di langit Ukraina, sebuah duel udara berlangsung sengit. Letnan Kolonel Maksym Ustimenko, pilot F-16 kelas satu yang baru berusia 31 tahun, mengukir keberanian saat ia menembak jatuh tujuh target udara Rusia.
Namun keberaniannya berakhir tragis ketika jet tempurnya kehilangan ketinggian dan jatuh, menghantam bumi bersama harapan bangsa yang terus bertahan di tengah gempuran.
Angkatan Udara Ukraina mengumumkan pada Minggu 29 Juni bahwa pesawat tempur F-16 pertama mereka hilang dalam aksi tempur, saat mempertahankan wilayah udara dari serangan besar-besaran Rusia yang terjadi semalam.
“Malam ini, saat menghadang gelombang serangan musuh, Letnan Kolonel Maksym Ustimenko gugur di medan laga,” tulis pernyataan resmi militer di Telegram. “Ia adalah perwira terhormat, pahlawan langit kami.”
Dalam pernyataan lanjutan, militer Ukraina menyebut Rusia meluncurkan 537 proyektil termasuk drone Shahed, rudal jelajah, dan rudal balistik dalam salah satu serangan udara terbesar dalam beberapa bulan terakhir. Ukraina mengklaim berhasil mencegat 475 di antaranya, namun kerusakan tak terhindarkan.
Ledakan dan gemuruh serangan terdengar di berbagai wilayah mulai dari Mykolaiv dan Zaporizhia di selatan, hingga Lviv di barat. Di Cherkasy, enam orang terluka, sementara tiga gedung apartemen dan sebuah kampus rusak parah. Fasilitas industri di Mykolaiv dan Dnipropetrovsk juga dilaporkan terkena imbas.
Foto-foto yang dirilis pemerintah daerah menunjukkan gedung-gedung dengan dinding hangus, jendela hancur, dan warga dievakuasi dalam suasana kepanikan.
Sementara Ukraina meratap kehilangan seorang pilot pemberani, Rusia mengklaim telah menembak jatuh tiga drone Ukraina di wilayah Kursk, Rostov, dan Krimea yang dianeksasi. Di wilayah Luhansk yang dikuasai Rusia, satu orang dilaporkan tewas akibat serangan drone Ukraina, dan Moskow mengklaim telah merebut desa Novoukrainka di Donetsk.
Putin bicara damai, tapi serangan terus menggila
Di tengah peningkatan eskalasi, Presiden Vladimir Putin justru menyatakan keinginannya untuk mengurangi anggaran militer dan membuka peluang ronda baru perundingan damai. Namun sejauh ini, dua pertemuan delegasi Rusia dan Ukraina di Istanbul belum menghasilkan kemajuan berarti.
Meski begitu, kedua pihak menunjukkan kerja sama dalam pertukaran tahanan, satu-satunya secercah harapan dalam konflik yang telah memakan puluhan ribu korban jiwa.
Ukraina siap tinggalkan Konvensi Antiranjau
Dalam perkembangan lain yang mengejutkan, Presiden Volodymyr Zelenskyy menandatangani dekrit untuk memulai proses keluar dari Konvensi Ottawa, yang melarang penggunaan ranjau antipersonel.
Keputusan ini, menurut Kementerian Luar Negeri Ukraina, lahir dari kenyataan pahit bahwa Rusia menggunakan ranjau darat secara luas terhadap pasukan dan warga sipil Ukraina. “Kami tidak bisa terikat pada aturan yang tidak dihormati musuh kami,” kata anggota parlemen Ukraina, Roman Kostenko.
Langkah ini mencerminkan perubahan strategis Ukraina yang juga diikuti oleh beberapa sekutunya, termasuk Polandia, Finlandia, dan negara-negara Baltik, yang semuanya berbatasan langsung dengan Rusia.
Langit Ukraina Belum Tenang
Kepergian Maksym Ustimenko menjadi simbol perjuangan tak kenal lelah Ukraina dalam mempertahankan kedaulatan. Di tahun keempat perang, langit Ukraina masih dipenuhi suara rudal, drone, dan doa-doa yang belum dijawab.
Dan seperti yang dikatakan seorang jurnalis di Kyiv: “Selama masih ada bintang di langit, akan selalu ada nama-nama baru yang bersinar karena keberanian mereka, meski untuk sesaat.”***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage