Pasar Ganja “Koboi Liar” Thailand Diperketat Setelah Lonjakan Penyelundupan ke Inggris
KLIKWARTAKU – Pemerintah Thailand kini berupaya mengendalikan pasar ganja yang bebas dan nyaris tak diatur selama dua tahun terakhir. Mulai Rabu 26 Juni 2025, aturan baru mulai diberlakukan, membatasi penjualan ganja hanya bagi mereka yang memiliki resep dokter. Langkah ini diambil untuk menertibkan industri yang oleh sebagian pihak disebut sudah tak terkendali.
Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand juga menyatakan konsumsi ganja kemungkinan akan kembali dikriminalisasi, meskipun belum jelas kapan kebijakan itu akan mulai diterapkan.
Sejak ganja didekriminalisasi pada 2022, investasi dalam industri ini melonjak tajam. Kini terdapat sekitar 11.000 toko ganja resmi di Thailand. Di ibu kota Bangkok, terutama di kawasan wisatawan seperti Khao San Road, toko ganja menghiasi jalanan dengan lampu neon hijau menyala dan aroma ganja yang terus tercium.
Produk turunan seperti brownies dan permen karet ganja juga dijual bebas secara daring (meskipun secara teknis illegal) dan dapat dikirim ke rumah dalam waktu satu jam.
Wacana untuk memperketat industri ini sebenarnya sudah muncul sebelumnya. Partai terbesar dalam koalisi pemerintah saat ini ingin mengembalikan ganja ke daftar narkotika terlarang sejak berkuasa pada 2023. Namun rencana ini dihalangi oleh mantan mitra koalisinya yang menjadikan legalisasi ganja sebagai janji kampanye utama.
Tekanan dari Inggris
Namun yang tampaknya menjadi pemicu utama kali ini adalah tekanan dari pemerintah Inggris, yang melaporkan lonjakan penyelundupan ganja asal Thailand. Sindikat narkoba di Inggris kerap merekrut wisatawan muda untuk menyelundupkan koper berisi ganja dari Thailand.
Bulan lalu, dua wanita muda asal Inggris ditangkap di Georgia dan Sri Lanka dengan jumlah besar ganja dari Thailand. Keduanya kini menghadapi hukuman penjara panjang. “Jumlahnya meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir,” kata Beki Wright, juru bicara National Crime Agency (NCA) Inggris.
Tahun 2023, NCA menangkap 142 kurir dengan total 5 ton ganja. Tahun 2024, jumlah itu melonjak menjadi 800 kurir dengan 26 ton ganja, dan terus meningkat. “Kami ingin benar-benar menghentikan ini,” kata Wright.
“Karena jika Anda tertangkap, baik di Inggris atau negara lain, akibatnya bisa sangat berat. Banyak orang mengira ini berisiko rendah, padahal bisa berujung penjara,” dia mengingatkan.
Tahun ini saja, 173 orang, hampir semuanya dari Thailand, telah diproses di pengadilan Inggris atas kasus penyelundupan ganja dan dijatuhi hukuman total 230 tahun penjara.
Regulasi Longgar di Thailand
NCA kini bekerja sama dengan pihak berwenang Thailand untuk mencegah warga muda tergoda menjadi kurir. Namun hal ini sulit karena lemahnya regulasi ganja di Thailand. “Ini adalah celah hukum,” kata Panthong Loykulnanta, juru bicara Bea Cukai Thailand.
“Keuntungannya besar, tapi hukumannya kecil. Biasanya, kalau tertangkap di bandara, mereka tinggal meninggalkan koper. Tidak ada hukuman. Kalau tetap mau check-in, mereka hanya bayar denda, lalu mencoba lagi.”
Legalitas ganja yang diberlakukan pada 2022 seharusnya diikuti oleh undang-undang pengaturannya, namun hal itu tak kunjung terjadi. Salah satu anggota parlemen mengatakan prosesnya terhambat oleh kepentingan bisnis yang terkait langsung dengan industri ganja.
Versi undang-undang baru sebenarnya telah disusun tahun lalu, tetapi kemungkinan baru akan disahkan dua tahun lagi. Akibatnya, industri ganja di Thailand berubah menjadi “barat liar”, di mana semua hal yang bisa menghasilkan uang dari ganja ditoleransi.
Beberapa sindikat narkoba asing bahkan diam-diam menanam ganja dalam jumlah besar di kontainer berpendingin menggunakan nama warga lokal sebagai kedok. Harga ganja pun anjlok karena banjir pasokan, yang justru mendorong penyelundupan ke luar negeri demi keuntungan lebih besar di pasar seperti Inggris.
Suara dari Pelaku Industri
“Ini bukan lagi pertarungan tinju, ini jadi perkelahian bar,” kata Tom Kruesopon, pebisnis yang dulu mendukung legalisasi ganja namun kini khawatir situasinya semakin tak terkendali.
“Ketika toko ganja ada di setiap sudut jalan, orang mengisap ganja sambil jalan, turis mabuk di pantai kita, dan negara lain terkena dampaknya, ini semua sisi negatif.”
Ia mendukung regulasi baru dari Kementerian Kesehatan untuk membatasi permintaan dan suplai, serta mengembalikan industri ke tujuan awalnya: penggunaan medis.
Namun para pengusaha ganja kecil tak sepakat. Mereka menilai aturan baru tidak menyelesaikan masalah penyelundupan atau penanaman ilegal, tapi justru menghancurkan bisnis kecil yang sudah terdampak oleh overproduksi.
Awal bulan ini, para petani kecil mendatangi kantor perdana menteri di Bangkok untuk menyampaikan protes resmi, meminta regulasi yang lebih bijak, bukan sekadar reaksi atas kritik internasional.
“Saya paham pemerintah mungkin terus ditekan dalam pertemuan internasional,” kata Kitty Chopaka, aktivis ganja terkemuka.
“Tapi masalahnya, aturan yang ada saja tidak ditegakkan. Jika itu dilakukan, banyak masalah bisa diatasi.” Kitty terpaksa menutup tokonya awal tahun ini karena jatuhnya harga pasar.
Petani lain, Parinya Sangprasert, juga menentang anggapan bahwa semua petani menjual dalam jumlah besar ke luar negeri. “Tidak mungkin orang bisa datang ke kebun saya dan beli langsung 46kg ganja,” katanya sambil menunjukkan dokumen penjualan resmi di ponselnya.
Menurutnya, untuk membeli dalam jumlah besar, perlu izin resmi. “Semua toko harus punya izin, dan ada catatan lengkap dari ladang mana ganja berasal dan ke siapa dijual.”
Penegakan Hukum Masih Lemah
Sementara itu, petugas bea cukai Thailand terus berusaha menghalau arus ganja yang keluar melalui bandara. Mereka memantau pola perjalanan dan menyasar pelancong yang dicurigai. Meski aturan untuk menjual dan mengekspor ganja sudah ada, hukuman biasanya hanya berupa denda.
Sementara itu, koper-koper berisi ganja terus menumpuk di ruang belakang bandara, berisi paket-paket vakum ganja kering dengan merek seperti Runtz dan Zkittlez. Di satu ruangan, dapat terlihat sekitar 200 koper dengan 2-3 ton ganja yang disita hanya dalam sebulan terakhir.***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage