klikwartaku.com
Beranda Internasional Mantan Kepala Intelijen Venezuela Mengaku Bersalah atas Tuduhan Narko-Terorisme di AS

Mantan Kepala Intelijen Venezuela Mengaku Bersalah atas Tuduhan Narko-Terorisme di AS

Ilustrasi mantan kepala intelijen militer Venezuela mengaku bersalah atas tuduhan perdagangan narkoba dan narko-terorisme di Amerika Serikat

KLIKWARTAKU – Mantan kepala intelijen militer Venezuela, Hugo Carvajal yang dikenal dengan julukan El Pollo atau Si Ayam, mengaku bersalah atas tuduhan perdagangan narkoba dan narko-terorisme di Amerika Serikat. Pejabat AS menuduh pria berusia 65 tahun ini terlibat dalam jaringan penyelundupan narkoba yang terdiri dari pejabat tinggi militer Venezuela.

Pengakuan bersalah ini menjadi babak terbaru dalam kejatuhan Carvajal dari sosok kepala intelijen yang ditakuti, menjadi seorang terpidana yang ditangkap secara memalukan di tempat persembunyian di Madrid. Saat itu, ia mencoba menyamar dengan mengenakan kumis palsu dan wig, namun tetap dikenali.

Carvajal dikenal sebagai sekutu dekat mendiang Presiden Venezuela, Hugo Chávez, dan diyakini menyimpan informasi penting tentang penerus Chávez, Nicolás Maduro.

Menurut pernyataan dari Kantor Kejaksaan AS untuk Distrik Selatan New York, tempat Carvajal seharusnya menjalani sidang dalam beberapa hari ke depan, ia merupakan bagian dari Cartel de los Soles (Kartel Matahari). Dinamai dari lambang matahari yang tersemat di seragam perwira tinggi militer Venezuela.

“Selama bertahun-tahun, ia dan pejabat lainnya dalam Kartel de los Soles menggunakan kokain sebagai senjata, membanjiri New York dan kota-kota Amerika lainnya dengan racun,” bunyi pernyataan tersebut.

Disebutkan pula Carvajal bekerja sama dengan kelompok pemberontak kiri FARC (Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia) di negara tetangga Kolombia. Ia diduga memasok senjata untuk kelompok itu dan melindungi jalur pengiriman kokain mereka ke AS melalui Venezuela. Sebagai imbalannya, Carvajal menerima jutaan dolar, kata Jaksa AS Jay Clayton.

Perubahan sikap Carvajal yang kini mengaku bersalah (dua tahun setelah sebelumnya membantah semua tuduhan) menimbulkan spekulasi bahwa ia mungkin telah mencapai kesepakatan pengurangan hukuman dengan memberikan informasi memberatkan tentang rezim Maduro.

Amerika Serikat sendiri telah mendakwa Nicolás Maduro atas tuduhan narko-terorisme sejak lima tahun lalu, serta menjatuhkan sanksi kepada dirinya dan lingkaran dalam pemerintahannya. Maduro selama ini menuduh AS berupaya menggulingkannya demi menguasai cadangan minyak Venezuela, dan menyebut tuduhan terhadap dirinya sebagai bagian dari skenario kudeta.

Sebagai mantan kepala intelijen, Carvajal diyakini memiliki arsip informasi penting terkait pemerintahan saat ini maupun sebelumnya di Venezuela. Hubungan antara Carvajal dan Maduro memburuk pada tahun 2017, saat Carvajal secara terbuka mendukung aksi unjuk rasa besar-besaran menentang pemerintah.

Hubungan mereka benar-benar putus pada tahun 2019, ketika Carvajal menyerukan militer untuk mendukung upaya oposisi yang dipimpin Juan Guaidó guna menggulingkan Maduro. Namun, setelah militer tetap setia kepada Maduro, Carvajal melarikan diri ke Spanyol. Setelah bertahun-tahun dalam pelarian, ia akhirnya ditemukan di sebuah apartemen di Madrid dan diekstradisi ke Amerika Serikat.***

 

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan