Satu Sura Jadi Magnet Wisata Budaya, Menteri Pariwisata Ungkap Strategi Baru
KLIK WARTAKU – Malam Satu Sura, penanda pergantian tahun dalam kalender Jawa, kembali digelar khidmat di Pura Mangkunegaran, Solo, Kamis malam (26/6). Perayaan ini dihadiri langsung oleh Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, yang mengenakan busana tradisional jawi jangkep lengkap dengan kebaya hitam dan jarik batik, menandakan penghormatan atas nilai-nilai budaya lokal.
Dalam keterangannya, Menteri Widiyanti menekankan pentingnya momentum Satu Sura sebagai penguat tradisi sekaligus potensi ekonomi budaya.
“Ini adalah bentuk pelestarian budaya yang bisa dikembangkan sebagai daya tarik wisata unggulan, baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara,” ujarnya.
Malam Satu Sura bukan sekadar seremoni budaya. Ia adalah ritual refleksi spiritual: sebuah reset batin yang dijalani masyarakat Jawa sebagai wujud penyelarasan diri dengan kehendak Tuhan. Salah satu puncak acaranya adalah Kirab Pusaka, prosesi sakral yang dipimpin Gusti Pangeran Haryo (GPH) Paundrakarna Jiwo Suryonegoro, cucu Presiden Soekarno sekaligus pewaris darah biru Mangkunegaran.
Yang membedakan kirab tahun ini adalah pemadaman total lampu penerangan sepanjang rute. Jalanan hanya diterangi cahaya temaram dari lampu minyak yang dibawa para peserta. Hal ini menciptakan atmosfer magis, mistis, dan sangat visual.
Para peserta menjalani Laku Tapa Bisu, berjalan tanpa bicara, tanpa alas kaki, tanpa interaksi, sebagai simbol pengendalian diri. Usai kirab, benda-benda pusaka dikembalikan ke Dalem Ageng, lalu acara ditutup dengan tradisi rebutan air kembang dari prosesi jamasan pusaka.
Kementerian Pariwisata menilai kekayaan nilai dalam perayaan ini dapat dikembangkan sebagai bagian dari portofolio wisata spiritual-budaya. Widiyanti menggarisbawahi bahwa sektor pariwisata ke depan tidak hanya soal pantai dan alam, tapi juga narasi tradisi yang mendalam dan autentik.
“Yang kita jual bukan hanya atraksi, tapi makna,” tegasnya.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage