Industri Rokok Menuju Senjakala, Saham Gudang Garam Rontok 90% dalam 5 Tahun
KLIK WARTAKU – Industri rokok diprediksi memasuki era sunset, dan saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menjadi cerminnya.
Lima tahun lalu, harga saham GGRM sempat berada di kisaran Rp 90.000 per lembar. Kini, pada penutupan 20 Juni 2025, harganya hanya berkisar Rp 9.100—turun 89% dari puncak tersebut .
Penurunan nilai saham itu bukan sebuah anomali. GGRM mencatatkan manurunan laba bersih tajam. Dari Rp 5,32 triliun di 2023, laba merosot hingga Rp 980,8 miliar pada 2024, atau turun 81,6%
Tekanan datang dari dua arah: regulasi cukai rokok yang meningkat setiap tahun dan merebaknya rokok ilegal serta produk rokok murah. Pangsa pasar GGRM terkikis karena konsumen beralih ke alternatif yang lebih terjangkau.
Volume penjualan menurun drastis. Manajemen bahkan menghentikan pembelian tembakau dari petani di Temanggung karena stok melimpah dan penjualan lesu.
Investor pun kehilangan kepercayaan. Sepanjang 2025, hingga pertengahan tahun, saham GGRM telah merosot lebih dari 30–34% dari level awal Januari.
Di tengah bonus demografi dan meroketnya permintaan tenaga kerja, industri rokok justru menunjukkan gejala penurunan struktural.
Perusahaan pelan-pelan beralih ke diversifikasi, termasuk investasi di bandara dan jalan tol. Namun itu belum cukup membalikkan tren negatif. Bahkan analis sudah menurunkan rekomendasi untuk GGRM, mencerminkan betapa sulitnya industri rokok untuk kembali moncer.
Kini, investor menghadapi keputusan sulit: menunggu pemulihan jangka panjang atau beralih ke sektor lain yang lebih adaptif terhadap regulasi ketat dan perilaku konsumen modern.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage