Sawit Tua Disulap Jadi Gula Merah, Target Pasar Rp3 Triliun
KLIK WARTAKU – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) resmi meluncurkan proyek percontohan produksi nira gula sawit yang bersumber dari batang kelapa sawit tua hasil program replanting, dalam upaya memperluas hilirisasi industri sawit nasional sekaligus membuka ruang pemberdayaan ekonomi kerakyatan di tengah masa transisi produktivitas lahan.
Dalam sambutannya secara daring pada Senin (23/6), Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menegaskan bahwa pemanfaatan batang sawit tua sebagai bahan baku nira adalah inovasi yang mampu menjawab tantangan keberlanjutan di sektor industri dan sosial.
“Ini bukan sekadar diversifikasi produk, tapi solusi ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat sekitar kebun sawit yang sedang replanting,” ujarnya.
Proyek ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama antara PTPN IV/Palmco dan Koperasi Produsen Gerak Nusantara Sejahtera (KPGNS), yang diteken pada April 2025 lalu.
Inisiatif ini sekaligus menjadi langkah konkret untuk menyulap potensi tak tergarap, yakni batang sawit tua, menjadi komoditas bernilai tambah tinggi.
Data awal menunjukkan bahwa satu hektare lahan sawit tua yang berisi 25 hingga 30 pohon bisa menghasilkan antara 5.000 hingga 6.000 liter nira per bulan.
Jika proyek ini diadopsi di seluruh area replanting sebesar 300.000 hektare per tahun, maka potensi produksi bisa mencapai hingga 1,9 juta kiloliter nira gula sawit, yang nilainya diperkirakan menyentuh Rp3 triliun per tahun.
Produk akhir berupa gula merah dari nira sawit memiliki permintaan tinggi di industri kecap, sirop tradisional, dan sebagai gula cair konsumsi. Keunggulannya tidak hanya pada pasarnya yang luas, tapi juga didukung oleh infrastruktur standar keamanan seperti SNI 01-6237-2000 untuk gula merah.
Menurut Putu, sinergi antara korporasi perkebunan, koperasi, serta UMKM merupakan kunci sukses dalam membangun ekosistem industri gula sawit yang inklusif dan kompetitif. Dukungan dari Komisi VII DPR RI juga memperkuat legitimasi dan keberlanjutan proyek ini, yang rencananya akan diperluas ke provinsi-provinsi strategis lain.
Kemenperin berharap dukungan lintas sektor, terutama dari pemerintah daerah seperti Sumatera Utara, dapat memastikan proyek berjalan lancar dan menyentuh kepentingan masyarakat luas, khususnya petani sawit yang terdampak replanting.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage