Alsintan Lokal Digenjot, Demi Capai Kemandirian Pangan
KLIK WARTAKU – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya dalam memperkuat peran strategis industri alat mesin pertanian (alsintan) sebagai pendorong utama transformasi sektor pertanian nasional menuju mekanisasi yang lebih maju, efisien, dan berkelanjutan.
“Pertanian adalah pilar ketahanan pangan, dan kami ingin memastikan bahwa alat mesinnya diproduksi oleh industri nasional yang tangguh,” ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE), Setia Darta, dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (22/6).
Ia menekankan bahwa penguatan industri alsintan dalam negeri bukan hanya soal produksi, tetapi juga tentang efisiensi, kualitas, dan kemandirian teknologi nasional.
Langkah konkret dilakukan Kemenperin melalui program standardisasi produk alsintan dan optimalisasi penggunaan produk dalam negeri.
Standardisasi ini dirancang untuk memastikan bahwa alat-alat yang digunakan petani memenuhi kriteria teknis dan mampu memberikan efisiensi maksimal di lapangan.
Strategi jangka panjang yang tengah dikembangkan termasuk integrasi dengan agenda Making Indonesia 4.0, yang bertujuan mendorong sektor manufaktur nasional masuk ke era teknologi digital.
Melalui pendekatan ini, industri alsintan diarahkan agar semakin hemat energi, terjangkau secara biaya, serta adaptif terhadap tantangan iklim dan lingkungan pertanian Indonesia.
Setia juga mengungkapkan bahwa Kemenperin tengah membuka pintu selebar-lebarnya bagi investasi di sektor teknologi menengah hingga tinggi, baik dari investor domestik maupun asing. Insentif fiskal seperti tax holiday, mini tax holiday, dan tax allowance disiapkan untuk mempercepat adopsi dan transfer teknologi ke industri alsintan nasional.
Sementara itu, Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, Solehan, menambahkan bahwa kolaborasi riset menjadi tulang punggung inovasi industri ini.
Lewat kemitraan antara industri, akademisi, dan lembaga penelitian, Kemenperin mendorong pembentukan Indonesia Manufacturing Center yang akan berfungsi sebagai simpul inovasi teknologi pertanian.
Salah satu bentuk nyata sinergi ini adalah kegiatan business matching antara pelaku industri alsintan dengan para pengguna di sektor pertanian. Akademisi dan lembaga riset difungsikan sebagai penyedia teknologi yang mampu merespons kebutuhan spesifik petani lokal, termasuk kondisi geografis dan jenis komoditas yang diolah.
Tak hanya itu, insentif tambahan berupa super tax deduction juga diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang aktif melakukan riset dan pengembangan produk, sebagai bagian dari skema besar mendorong inovasi berbasis kebutuhan nasional.
Kemenperin optimistis, dengan dukungan kebijakan yang tepat dan sinergi lintas sektor, industri alsintan akan menjadi mesin pertumbuhan baru bagi sektor pertanian dan sekaligus menempatkan Indonesia sebagai pemain global dalam teknologi pertanian.
Tahun 2024, industri alsintan Indonesia terdiri dari 67 perusahaan dengan total serapan tenaga kerja sebanyak 5.629 orang. Produk-produk seperti traktor roda dua, cultivator, pompa irigasi, rotavator, dan mesin pengering hasil panen sudah diekspor ke berbagai negara dengan nilai mencapai USD90 juta.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage