klikwartaku.com
Beranda Ekonomi IHSG Jeda Siang Nyungsep 0,44%

IHSG Jeda Siang Nyungsep 0,44%

KLIK WARTAKU – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri sesi pertama perdagangan hari ini, Rabu 25 Juni 2025, dengan koreksi sebesar 0,44% atau turun 30,45 poin ke posisi 6.838,72.

Tekanan jual mendominasi lantai bursa sejak awal perdagangan, mencerminkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap ketidakpastian global yang masih tinggi.

Volume perdagangan tercatat sebanyak 11,65 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp7,25 triliun, mencerminkan kehati-hatian investor dalam mengambil posisi.

Mayoritas sektor saham mengalami pelemahan, dipimpin oleh sektor industri dasar dan pertambangan. Saham-saham seperti ANTM, MDKA, dan INCO anjlok masing-masing lebih dari 2% hingga 6%, menjadi kontributor utama penurunan indeks.

Investor cenderung melepas aset berbasis komoditas karena kekhawatiran terhadap potensi pelemahan harga global, terutama di tengah belum pastinya arah hubungan dagang dan geopolitik internasional.

Salah satu pemicu utama sentimen negatif datang dari sinyal hawkish terbaru bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve). The Fed mengisyaratkan akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dari perkiraan sebelumnya apabila inflasi tetap bertahan di atas target.

Hal ini mendorong arus keluar dana asing dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, karena investor global memilih untuk menempatkan dananya pada aset berdenominasi dolar AS yang dianggap lebih aman.

Di sisi lain, ketegangan geopolitik yang sempat mereda melalui gencatan senjata antara Iran dan Israel kini kembali menjadi perhatian.

Meskipun kesepakatan gencatan itu awalnya membawa angin segar ke pasar minyak dan energi, kekhawatiran terhadap rapuhnya kesepakatan justru menekan harga minyak dan menyeret turun saham-saham energi di Bursa Efek Indonesia. Ketidakpastian ini memperburuk sentimen pelaku pasar yang sudah sensitif terhadap arah kebijakan global.

Dari sisi teknikal, analis menyebut bahwa IHSG saat ini berada di area support kuat di kisaran 6.825 hingga 6.840. Jika tekanan jual berlanjut pada sesi kedua, bukan tidak mungkin indeks akan menguji kembali support psikologis berikutnya di level 6.800 atau bahkan 6.700.

Sementara itu, potensi rebound hanya akan terjadi apabila terdapat sentimen positif baru, baik dari sisi makroekonomi domestik maupun eksternal, seperti data inflasi Amerika Serikat yang melandai atau perkembangan konstruktif dari kawasan Timur Tengah.

Penurunan IHSG pada sesi I ini menegaskan bahwa pasar sedang berada dalam fase defensif, dengan pelaku pasar menghindari risiko dan mengalihkan fokus pada isu-isu makro yang masih berkembang. Ketidakpastian arah suku bunga global dan dinamika geopolitik yang belum mereda akan terus menjadi faktor dominan dalam menentukan arah indeks dalam beberapa hari ke depan.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan