Program Rumah Subsidi Cetak Rekor: 1,6 Juta Lapangan Kerja Disiapkan

KLIK WARTAKU – Pemerintah terus menggencarkan program rumah subsidi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Hingga akhir Mei 2025, Rp12,59 triliun telah disalurkan untuk membiayai pembangunan 101.707 unit rumah subsidi yang tersebar di 379 kabupaten/kota.

Ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibanding bulan sebelumnya (April 2025) yang baru mencapai Rp10,96 triliun, mencerminkan antusiasme dan kebutuhan masyarakat terhadap hunian terjangkau.

Untuk tahun 2025, pemerintah mengalokasikan total Rp18,77 triliun guna mendanai pembangunan 220.000 unit rumah, dan kini tengah merancang tambahan pendanaan dalam rangka menyukseskan Program 3 Juta Rumah.

Baca Juga:

IHSG Ditutup Melemah 0,54% di Tengah Aksi Wait and See Investor Global

Bahkan, kuota rumah subsidi FLPP telah ditingkatkan dari 220.000 menjadi 350.000 unit, dengan total anggaran sebesar Rp43 triliun. Skema pendanaannya melibatkan kombinasi dana pemerintah (75%) dan perbankan/BP Tapera (25%).

Selain alokasi anggaran, pemerintah juga mengatur batas penghasilan MBR agar lebih inklusif—hingga Rp14 juta, tergantung pada zona wilayah—berdasarkan regulasi terbaru Permen PKP No. 5/2025. Hal ini dimaksudkan agar lebih banyak keluarga bisa mengakses rumah subsidi.

Terobosan lain adalah rencana menghadirkan rumah subsidi mini (18–25 m²), yang dianggap cocok untuk wilayah perkotaan padat dengan lahan terbatas.

Baca Juga:

Sawit Tua Disulap Jadi Gula Merah, Target Pasar Rp3 Triliun

Selain untuk menekan backlog perumahan, program ini juga ditujukan sebagai penggerak ekonomi. Dengan pembangunan 350.000 rumah, diperkirakan dapat menyerap hingga 1,65 juta tenaga kerja di sektor konstruksi dan industri terkait.