klikwartaku.com
Beranda Internasional Iran Ancam Tutup Selat Hormuz: Dunia di Ambang Krisis Energi Global

Iran Ancam Tutup Selat Hormuz: Dunia di Ambang Krisis Energi Global

Ilustrasi peta Selat Hormuz jalur perlintasan kapal tangker dunia pembawa minyak

KLIKWARTAKU – Dunia kembali menahan napas. Di tengah lonjakan ketegangan di Timur Tengah, Iran menggertakkan senjata diplomatik dan militernya: menutup Selat Hormuz, jalur strategis tempat mengalirnya seperlima pasokan minyak global setiap harinya. Pernyataan Teheran setelah serangan AS-Israel memunculkan momok lama yakni penutupan jalur minyak paling vital di dunia.

Langkah itu mungkin terdengar seperti ancaman lama yang diulang, tetapi kali ini konteksnya berbeda—lebih panas, lebih mematikan. Setelah Presiden AS Donald Trump meluncurkan serangan udara terhadap tiga lokasi nuklir Iran (sebuah tindakan yang belum pernah terjadi sejak Revolusi Islam 1979) Iran bersumpah untuk membalas.

Dalam pertemuan darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyebut serangan AS sebagai garis merah besar yang dilanggar. Meskipun belum menyebut secara eksplisit Selat Hormuz, semua mata kini tertuju ke jalur air sempit yang menghubungkan Teluk Persia ke dunia.

Jalur Sempit, Dampak Luas

Dengan lebar hanya 33 kilometer dan jalur pelayaran aktif selebar 3 kilometer di masing-masing arah, Selat Hormuz menjadi nadi energi dunia. Setiap hari, lebih dari 20 juta barel minyak mentah dan gas alam cair melintasinya, sebagian besar menuju Asia, termasuk China dan India. Jika jalur ini ditutup, efeknya akan terasa jauh di luar Timur Tengah: dari stasiun pengisian bahan bakar di Tokyo, pabrik tekstil di Dhaka, hingga pasar saham di New York.

Apakah Iran Mampu?

Iran memiliki sejarah panjang dalam mengganggu jalur ini. Dari Perang Tanker era 1980-an hingga insiden penahanan kapal tanker milik Chevron tahun lalu, Iran telah membuktikan kemampuannya untuk mengganggu lalu lintas maritim di kawasan tersebut. Opsi penutupan mencakup pemasangan ranjau laut, serangan terhadap kapal niaga, hingga penyitaan langsung oleh IRGC (Korps Garda Revolusi Islam).

Namun, hingga hari ini, keputusan resmi belum diambil. Parlemen Iran telah menyatakan dukungan, tetapi keputusan akhir berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi. Esmail Kosari, anggota Komisi Keamanan, menyatakan: “Kami telah menyimpulkan bahwa penutupan perlu dilakukan, tetapi otoritas finalnya ada di tangan Dewan.”

Risiko Global: Dari Pom Bensin hingga Pasar Saham

Skenario penutupan Selat Hormuz membuat pasar global gelisah. Goldman Sachs memperkirakan bahwa blokade bisa mendongkrak harga minyak ke atas $100 per barel. Sehingga mendorong inflasi, memperlambat pertumbuhan, dan membuat bank sentral di berbagai negara mempertimbangkan kembali kebijakan pemangkasan suku bunga.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio memperingatkan bahwa tindakan tersebut akan menjadi bunuh diri ekonomi bagi Iran. Namun, ia juga mengakui bahwa efeknya akan menghantam ekonomi global, terutama negara-negara Asia yang sangat bergantung pada energi dari Teluk.

Dunia Menyaksikan

China, pembeli terbesar minyak Iran, berada dalam posisi sulit. Di satu sisi, Beijing mengutuk agresi militer, tetapi di sisi lain memiliki kepentingan ekonomi besar agar Selat Hormuz tetap terbuka.

Sementara itu, para pelaku pasar mencatat bahwa tarif angkutan laut telah melonjak 55 persen hanya dalam sebulan terakhir. Bahkan sebelum penutupan benar-benar terjadi. Ketakutan, bukan tindakan nyata, sudah cukup untuk mengguncang perekonomian global.

Pelajaran dari Masa Lalu

Sejarah membuktikan bahwa lonjakan harga akibat perang jarang berlangsung lama. Namun, dalam situasi seperti sekarang (di mana dua kekuatan besar, Iran dan AS, terlibat langsung, dan Israel menambah tekanan dari sisi lain) ketidakpastian menjadi musuh utama.

Apakah Iran benar-benar akan menutup Selat Hormuz? Tidak ada yang tahu. Tapi satu hal jelas: dunia sedang menatap lurus ke sebuah selat kecil yang bisa membawa dampak sebesar benua.***

 

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan