Jika Selat Hormuz Ditutup, Ekonomi Global Bisa Guncang
KLIK WARTAKU – Pasar energi global kini berada dalam fase teror geopolitik tinggi setelah beberapa pejabat Iran—termasuk anggota parlemen senior, menyatakan bahwa penutupan Selat Hormuz sedang “dijajaki” sebagai bentuk balasan terhadap serangan AS ke fasilitas nuklir Iran.
Jalur sempit antara Oman dan Iran ini adalah pintu keluar bagi hampir 20% pasokan minyak mentah dunia, sehingga ancaman penutupan menimbulkan kekhawatiran serius terhadap stabilitas pasokan global.
Para analis memperingatkan, skenario ‘worst-case’ berupa penutupan sempurna Selat Hormuz bisa memicu gelombang lonjakan harga minyak hingga USD 120–130 per barel. Sebagai ilustrasi, JP Morgan dan Oxford Economics telah mengklasifikasikan skenario ini sebagai ancaman utama dalam konflik Timur Tengah saat ini . Analis ING bahkan menyebut, risiko seperti ini bisa langsung mengerek harga Brent menuju area USD 120 per barel.
Meski demikian, beberapa pakar energi seperti CEO Eni Claudio Descalzi menganggap penutupan total masih tidak diperkirakan oleh pasar. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa Brent saat ini belum menembus USD 90–100, yang biasanya mencerminkan ekspektasi gangguan besar.
Selain itu, penutupan Selat bisa berdampak negatif bagi Iran sendiri, karena mengganggu ekspor minyak negara itu serta melibatkan risiko intervensi militer dari AS dan sekutunya.
Alarm juga berbunyi dari sektor maritim: otoritas pelayaran kini merekomendasikan kapal-kapal untuk menjauhi perairan Iran dan melewati jalur yang lebih aman di dekat Oman, guna meminimalkan risiko gangguan navigasi dan potensi serangan .
Pasar saat ini berada di persimpangan penuh kecemasan. Sementara investor berlindung ke aset aman seperti dolar dan emas, para emiten energi global seperti Shell tengah mempersiapkan rencana darurat jika jalur ekspor utama dunia ini ditutup.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage