klikwartaku.com
Beranda Lifestyle Tren Hunian Bersama Milenial dan Gen Z

Tren Hunian Bersama Milenial dan Gen Z

FOTO: Ilustrasi sekelompok anak muda tertawa dan berinteraksi di ruang tamu komunal yang modern dan nyaman. Mungkin ada juga ilustrasi split screen yang menampilkan grafik kenaikan harga properti di satu sisi dan anak muda yang sedang berdiskusi di sisi lain

KLIKWARTAKU – Pernahkah kalian merasa tercekik dengan tingginya harga sewa hunian, apalagi jika bicara soal membeli properti di kota-kota besar? Jika jawaban kalian adalah “ya,” maka kalian tidak sendirian.

Generasi milenial dan Gen Z, yang kini mendominasi angkatan kerja, menghadapi tantangan finansial yang jauh berbeda dari generasi sebelumnya. Mimpi memiliki rumah sendiri, bagi sebagian besar, terasa semakin menjauh.

Namun, jangan berkecil hati! Di tengah badai mahalnya properti, muncul sebuah tren yang justru menawarkan solusi cerdas dan bahkan gaya hidup baru hunian bersama atau co-living.

Dari Sekadar Kost-kostan Hingga Gaya Hidup Komunitas

Mungkin sebagian dari Anda akan langsung teringat pada kost-kostan biasa. Eits, tunggu dulu! Konsep co-living jauh melampaui itu. Jika kost-kostan hanya menyediakan kamar tidur dan kamar mandi pribadi, co-living menawarkan pengalaman hidup yang lebih terintegrasi.

Bayangkan sebuah tempat di mana Anda memiliki kamar pribadi yang nyaman, namun juga berbagi fasilitas umum yang luas dan modern seperti dapur bersama yang lengkap, ruang kerja bersama (co-working space) yang inspiratif, area lounge untuk bersantai, gym, bahkan mungkin taman atau rooftop untuk acara kumpul-kumpul.

Ini bukan hanya tentang berbagi biaya sewa, melainkan tentang membangun komunitas. Para penghuni co-living seringkali berasal dari latar belakang yang beragam, mulai dari fresh graduate yang baru merantau, pekerja freelance  yang membutuhkan fleksibilitas, hingga profesional muda yang mencari jejaring sosial baru. Interaksi sehari-hari di ruang komunal menciptakan kesempatan untuk bertukar pikiran, berkolaborasi, dan bahkan menjalin persahabatan sejati.

Mengapa Milenial dan Gen Z Jatuh Hati pada Co-Living?

Ada beberapa alasan kuat mengapa tren co-living begitu diminati oleh generasi milenial dan Gen Z:

  1. Harga yang Lebih Terjangkau: Ini adalah alasan utama yang tidak bisa dipungkiri. Dengan berbagi biaya sewa dan pemeliharaan fasilitas umum, biaya hidup bulanan menjadi jauh lebih ringan dibandingkan menyewa apartemen atau rumah pribadi. Ini memungkinkan mereka untuk mengalokasikan dana untuk investasi lain, menabung, atau mengejar passion mereka tanpa beban finansial yang berlebihan.
  2. Fleksibilitas Tanpa Batas: Milenial dan Gen Z dikenal dengan gaya hidup yang dinamis. Pekerjaan yang memungkinkan mobilitas, digital nomadism, dan kecenderungan untuk berpindah-pindah kota membuat mereka mencari hunian yang menawarkan kontrak sewa yang fleksibel, baik itu bulanan, triwulanan, atau bahkan harian. Co-living banyak menawarkan opsi ini, berbeda dengan sewa apartemen tradisional yang seringkali membutuhkan kontrak tahunan.
  3. Kemudahan dan Kepraktisan: Kebanyakan penyedia co-living menawarkan paket all-in-one yang mencakup sewa, utilitas (listrik, air, internet), hingga kebersihan. Ini sangat menarik bagi mereka yang super sibuk dan tidak ingin repot mengurus berbagai tagihan dan perawatan rumah tangga. Tinggal masuk, bawa koper, dan semua kebutuhan sudah terakomodasi.
  4. Lingkungan Sosial yang Mendukung: Di tengah kesibukan kota besar, rasa kesepian bisa menjadi masalah. Co-living menyediakan antidote-nya. Dengan adanya komunitas yang terstruktur, seringkali ada acara-acara komunitas yang diadakan, seperti makan malam bersama, movie night, sesi olahraga, atau workshop. Ini membantu penghuni untuk berinteraksi, membangun jejaring sosial dan profesional, serta menciptakan rasa memiliki.
  5. Desain Modern dan Fungsional: Penyedia co-living memahami estetika yang disukai generasi muda. Desain interiornya seringkali modern, minimalis, dan sangat fungsional. Ruang-ruang yang tersedia dirancang untuk memaksimalkan produktivitas dan relaksasi, dengan pencahayaan yang baik, furnitur yang ergonomis, dan sentuhan artistik yang membuat betah.

Tantangan dan Masa Depan Co-Living

Meskipun menawarkan banyak keunggulan, co-living juga memiliki tantangan. Privasi menjadi salah satu perhatian utama. Meskipun kamar pribadi tersedia, hidup berdampingan dengan banyak orang menuntut toleransi dan kemampuan beradaptasi. Adanya aturan-aturan komunitas dan manajemen yang baik menjadi kunci untuk menjaga keharmonisan. Selain itu, tidak semua orang cocok dengan gaya hidup yang serba berbagi ini.

Namun, di Indonesia sendiri, tren co-living terus berkembang pesat. Banyak startup properti dan pengembang besar mulai melirik pasar ini. Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Bali menjadi hotspot pertumbuhan co-living. Ke depan, bukan tidak mungkin konsep ini akan semakin berinovasi, mungkin dengan integrasi teknologi yang lebih canggih, penawaran layanan premium, atau bahkan spesialisasi co-living untuk segmen tertentu (misalnya, co-living untuk seniman, digital nomad, atau keluarga muda).

Bagi milenial dan Gen Z, co-living bukan hanya sekadar tempat tinggal. Ini adalah sebuah pilihan gaya hidup yang menawarkan kombinasi unik antara keterjangkauan, fleksibilitas, kenyamanan, dan komunitas.

Di era di mana koneksi dan pengalaman lebih dihargai daripada kepemilikan material semata, co-living hadir sebagai jawaban cerdas atas kebutuhan hunian modern.

Jadi, Sobat KlikWartaku, jika kalian sedang mencari tempat tinggal yang lebih dari sekadar atap di atas kepala, mungkin inilah saatnya melirik tren hunian bersama. Siapa tahu, di sanalah kalian menemukan “rumah” yang sesungguhnya!

 

 

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan