klikwartaku.com
Beranda Lifestyle Dilirik Dunia AI, Banyak Jurnalis AS Beralih Profesi Jadi Pelatih Model Kecerdasan Buatan

Dilirik Dunia AI, Banyak Jurnalis AS Beralih Profesi Jadi Pelatih Model Kecerdasan Buatan

Gambar Ilustrasi AI

KLIKWARTAKU – Gelombang teknologi terus mengubah lanskap profesi, termasuk di bidang jurnalistik. Kini, banyak jurnalis di Amerika Serikat mulai dilirik untuk beralih peran menjadi pelatih model Artificial Intelligence (AI). Tawaran itu datang dari Outlier, sebuah platform milik Scale AI yang bergerak di bidang pelatihan data kecerdasan buatan.

Menurut laporan NiemanLab, para jurnalis, fotografer berita, hingga reporter radio di berbagai penjuru AS menerima ajakan serupa baik melalui email perekrutan maupun kabar dari mulut ke mulut. Mereka ditawari posisi yang berkaitan dengan penyuntingan data dan pelatihan model AI, meski tak semua dari mereka memiliki latar belakang teknologi.

Salah satu yang mengalaminya adalah Carla McCanna, lulusan Medill School of Journalism, Northwestern University. Lewat portal rekrutmen Handshake, McCanna ditawari pekerjaan untuk melatih AI berdasarkan keahliannya di bidang menulis, riset, dan pengecekan fakta.

“Perekrut mengatakan bahwa keahlian saya sesuai dengan peran sebagai ahli penulisan dan bahwa saya akan melatih model AI untuk mengoptimalkan akurasi dan efisiensi,” ujar McCanna.

Meski mengaku tak memiliki pengalaman teknis seperti pemrograman atau machine learning, ia tetap tertarik. Faktor utamanya: pekerjaan dilakukan sepenuhnya dari jarak jauh dan memiliki bayaran yang kompetitif. McCanna kini menerima bayaran hingga US$35 per jam sekitar Rp 569 ribu dan menjadikan pekerjaan itu sebagai sumber penghasilan utama.

Tak hanya itu, ia juga mulai merekomendasikan posisi serupa kepada teman-teman seangkatannya.

“Banyak dari kami yang masih mencari pekerjaan. Tiga kali saya memberi tahu seseorang tentang pekerjaan saya, dan mereka berkata, ‘tolong kirimkan ke saya’. Saat ini sangat sulit, dan banyak rekan-rekan saya yang mengatakan hal yang sama,” ungkapnya.

Profesi Lama, Ancaman Baru

Perpindahan para jurnalis ini tak lepas dari kondisi industri media yang tengah goyah. Berdasarkan laporan dari Challenger, Gray & Christmas, pada tahun lalu saja sekitar 5.000 pekerja media kehilangan pekerjaannya di AS naik 59% dibandingkan tahun sebelumnya.

Fenomena ini sejalan dengan proyeksi Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang menyebutkan bahwa 83 juta pekerjaan di dunia diperkirakan akan hilang akibat perkembangan teknologi selama 2023–2027.

Dalam riset Future of Work 2023, sebanyak 23% pekerjaan di sejumlah industri termasuk media, hiburan, dan olahraga diprediksi akan bergeser atau tergantikan sepenuhnya oleh sistem otomatis atau kecerdasan buatan.

Berikut 15 profesi yang diprediksi akan punah dalam beberapa tahun ke depan:

  1. Teller bank
  2. Petugas pos
  3. Kasir dan petugas loket
  4. Data entry
  5. Sekretaris dan staf administrasi
  6. Staf pencatat stok
  7. Akuntan dan staf pembukuan
  8. Legislator dan pejabat pemerintahan
  9. Petugas statistik dan asuransi
  10. Sales door-to-door dan penjual koran
  11. Satpam
  12. Manajer kredit dan pinjaman
  13. Pemeriksa klaim
  14. Penguji software
  15. Relationship manager

Meski terdengar mengkhawatirkan, transisi karier dari jurnalis menjadi pelatih AI seperti yang dialami McCanna menunjukkan bahwa peluang tetap ada meskipun jalurnya tak lagi konvensional.

“Jurnalisme mengajarkan kita cara berpikir kritis, mencari kebenaran, dan menyampaikan informasi secara akurat. Ternyata, keahlian itu juga dibutuhkan di dunia AI,” pungkasnya.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan