klikwartaku.com
Beranda Nasional Menko PMK: Indonesia Harus Punya Kedaulatan AI agar Nilai Islam Moderat Tak Terkikis

Menko PMK: Indonesia Harus Punya Kedaulatan AI agar Nilai Islam Moderat Tak Terkikis

Ilustrasi AI

KLIKWARTAKU – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menekankan pentingnya kedaulatan dalam pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), agar tidak mengikis karakter bangsa dan nilai-nilai Islam moderat yang menjadi kekuatan Indonesia.

Menurut Pratikno, AI memiliki potensi besar untuk mendukung pembelajaran agama dan dakwah secara efisien dan terpersonalisasi. Namun, ia mengingatkan bahwa AI bukanlah institusi netral.

“AI akan merespons berdasarkan algoritma dan asupan data. Kalau praktik Islam Nusantara Indonesia tidak masuk ke dalam data, maka yang keluar bisa jadi adalah narasi dari negara lain,” kata Pratikno.

Ia menyebut Indonesia kini menjadi pengguna aplikasi AI terbesar ketiga di dunia, dengan sekitar 78 persen masyarakat telah memiliki akses internet. Namun, tantangan besarnya adalah minimnya talenta nasional.

Maka dari itu, Pratikno mendorong organisasi keagamaan berdaulat dalam AI, melalui Pengurus Pusat Muhammadiyah dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk mengembangkan sistem AI dengan dasar Islam Indonesia.

“Kalau tidak, adik-adik santri atau siswa kita akan menggunakan AI yang kita tidak tahu dari mana. Harus berdaulat dari sisi AI itu,” katanya.

Ia juga menyoroti potensi dampak sosial dan spiritual dari penggunaan AI yang tidak bijak. Menurutnya, AI bisa membantu menambah wawasan keagamaan dan lebih disiplin beribadah, tapi juga bisa menurunkan konsep berjamaah.

Pratikno juga menyampaikan, dialog dengan AI berbeda dengan bertemu ustaz atau kiai, ada potensi kehilangan sentuhan spiritual dan komunitas jemaah. Untuk menjawab tantangan itu, Kemenko PMK telah membentuk Gugus Tugas AI Bijak dan Cerdas serta menyiapkan serial buku literasi publik.

“Kami kampanyekan dua kata: bijak dan cerdas. Kalau Islam Indonesia yang moderat dan Bhinneka Tunggal Ika tidak ber-AI, bisa terkikis oleh budaya lain yang ber-AI dan justru kita gunakan sendiri,” ujar Pratikno.

Tiga fokus strategi nasional dalam pemanfaatan AI, yakni: AI for All, untuk menciptakan pengguna yang cerdas; AI for Many, untuk melahirkan talenta baru; dan AI for Few untuk mencetak engineer dan AI-preneur unggul.

“Seberapa keras pun kita menyirami kecambah-kecambah di desa, bisa disapu banjir bandang bernama AI. Jadi, anda-anda harus bijak dan cerdas dalam ber-AI. Lakukan verifikasi, tanya langsung pada ahli, jangan sembarangan percaya karena itu tergantung algoritma,” pungkasnya.

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan