klikwartaku.com
Beranda Lifestyle Kisah Haru Petugas Haji 2025, Dampingi Pemakaman Sahabat Hafiz Quran di Tanah Suci

Kisah Haru Petugas Haji 2025, Dampingi Pemakaman Sahabat Hafiz Quran di Tanah Suci

Gambar Ilustrasi

KLIKWARTAKU – Pengalaman luar biasa sekaligus mengharukan dialami Zarkoni Hasbi Suid, salah satu Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2025 di sektor pelayanan lansia. Di antara tugas mulianya melayani tamu-tamu Allah di Tanah Suci, ia pernah mendampingi pemakaman seorang jemaah haji yang ternyata adalah sahabatnya sendiri.

Yang membuat momen itu begitu membekas, sahabat Zarkoni tersebut bukan orang sembarangan. Ia adalah seorang hafiz Al-Qur’an dan pengajar Al-Qur’an yang juga menjadi petugas haji daerah. Ia wafat saat sedang menjalankan tugas suci di Makkah Al-Mukarramah.

“Saya yang menyambut jenazah beliau di dalam kuburnya. Saya sambut langsung,” tutur Zarkoni dilansir dari IDN Times, Minggu, 15 Juni 2025

“Masyaallah… seorang ahlul Quran, kehidupannya dipenuhi ayat-ayat suci, dan Allah panggil beliau di tanah paling suci di muka bumi. Harum jenazah beliau, itu tak akan saya lupakan,” ucapnya penuh haru.

Pengalaman Tak Terlupakan

Zarkoni memang bukan baru kali ini mendampingi pemakaman jemaah haji. Mahasiswa S3 yang tengah menempuh studi di Arab Saudi ini sudah cukup berpengalaman mengurus jenazah jemaah, baik dari sisi administratif hingga ke proses penguburan di Pemakaman Sharaya, yang kini menjadi tempat pemakaman khusus jemaah haji.

Namun, saat sahabatnya sendiri yang harus dia urus pemakamannya, suasana batin yang ia rasakan sangat berbeda.

“Air mata saya tak terbendung. Beliau wafat dalam keadaan bertugas, dan di tempat suci pula. Sedangkan kita belum tahu, bagaimana dan di mana kelak akan wafat,” ujar Zarkoni lirih.

Proses Pemakaman Jemaah Haji di Makkah

Menurut Zarkoni, pemakaman jemaah haji terbagi dua kategori: wafat di rumah sakit atau di hotel. Jika wafat di hotel, prosesnya jauh lebih kompleks karena melibatkan koordinasi dengan pihak syarikah perusahaan lokal yang menangani layanan jemaah.

Mulai dari pelaporan ke syarikah, pembuatan surat kematian oleh dokter kloter, verifikasi penyakit ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), hingga pengantaran jenazah ke Rumah Sakit An Nur, semua harus dilalui satu per satu.

Proses pemandian jenazah dilakukan di tempat khusus, bukan di rumah sakit. Di sinilah keluarga bisa menyaksikan pemandian terakhir sang jemaah, sebelum jenazah dikafani dan diberi wewangian.

Setelah itu, jenazah dibawa menuju Masjidil Haram untuk disalatkan.

Disalatkan di Masjidil Haram, Diberi Tempat Mulia

Satu keistimewaan besar yang diperoleh seluruh jemaah haji yang wafat di Makkah adalah disalatkan langsung di Masjidil Haram. Proses ini dilakukan setelah salat fardhu, dan keluarga jemaah bahkan mendapat tempat khusus tepat di belakang imam Masjidil Haram.

“Posisi itu sangat mulia, tak semua orang bisa berdiri di sana,” jelas Zarkoni.

Ia menegaskan, wafatnya jemaah di Tanah Haram adalah karunia luar biasa. “Insyaallah, tidak ada hisab bagi mereka. Mereka wafat dalam keadaan haji, dengan dosa diampuni, dan pahala haji mabrur menanti,” katanya penuh keyakinan.

Makam Khusus Jemaah Haji di Sharaya

Pemakaman Sharaya menjadi lokasi pemakaman jemaah haji dari Indonesia dan negara lain. Berbeda dari Ma’la yang kini hanya diperuntukkan bagi warga asli Makkah.

“Lubang liang lahat sudah tersedia. Kita tinggal menempati saja. Setelah jenazah masuk, langsung ditutup beton dan sedikit tanah di atasnya,” jelasnya.

Namun, tak semua keluarga dapat menyaksikan pemakaman dari dekat. Khusus anggota keluarga laki-laki yang boleh masuk hingga ke liang lahat, sedangkan perempuan hanya bisa sampai di gerbang pemakaman.

Meski begitu, kehadiran keluarga tetap diberi penghormatan khusus oleh tim PPIH dan syarikah.

Penuh Haru dan Kehormatan

Pengalaman Zarkoni mengantar kepergian sahabatnya di Tanah Suci bukan hanya menjadi kenangan emosional, tapi juga pengingat tentang kemuliaan kematian dalam keadaan yang diridhai Allah SWT.

“Kita bisa bertugas sama-sama, makan sama-sama, lalu Allah pilih dia untuk kembali lebih dulu ke sisi-Nya. Di tempat suci pula. Masyaallah…,” kata Zarkoni, menyeka air matanya.

Kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kematian bisa datang kapan saja, dan sebaik-baiknya kematian adalah yang membawa kita kembali ke Allah dalam keadaan husnul khatimah.

 

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan