Dunia Cemas! Bayang-Bayang Perang Regional Menebal, Hormuz Terancam Ditutup
KLIKWARTAKU – Dunia menahan napas. Ketegangan memuncak di Timur Tengah setelah serangan saling balas antara Iran dan Israel mengancam menyeret kawasan ke dalam perang besar-besaran. Para pemimpin dunia angkat bicara, peringatan dikeluarkan, dan semua mata kini tertuju pada Selat Hormuz, jalur vital bagi sepertiga pasokan minyak global yang diklaim Iran bisa mereka tutup jika eskalasi tak segera dihentikan.
Teheran juga memperingatkan bahwa pangkalan militer asing di kawasan yang membantu Israel bisa menjadi target berikutnya dalam serangan balasan. Sinyal ini menggemakan kekhawatiran luas akan pecahnya konflik lintas batas yang tak terkendali.
Namun secara realistis, kemampuan Iran untuk melancarkan serangan eksternal tampaknya menurun. Hamas dan Hizbullah (dua sekutu utama Iran di medan perlawanan) telah terpukul keras dalam konflik berkepanjangan di Gaza dan Lebanon. Opsi Iran semakin terbatas, namun tekanannya justru meningkat.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan serangkaian panggilan diplomatik darurat pada Sabtu malam, termasuk kepada Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Dalam percakapan tersebut, Erdogan menyalahkan langsung Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai pemicu utama krisis saat ini.
“Israel adalah ancaman terbesar bagi stabilitas kawasan,” tegas Erdogan, seperti dikutip dari pernyataan resminya. Ia juga memperingatkan akan munculnya krisis pengungsi jika konflik terus memburuk, serta menyerukan penghentian segera semua aksi militer dan kembali ke jalur diplomasi.
Tidak hanya itu, Erdogan menuding Israel mencoba menggunakan konfrontasi dengan Iran sebagai kedok untuk menutupi kekejaman yang terus berlangsung di Gaza. “Netanyahu mencoba membakar seluruh kawasan dan menggagalkan upaya damai,” katanya.
Sementara itu, sorotan global juga tertuju pada percakapan telepon selama 50 menit antara dua tokoh paling berpengaruh di dunia: Donald Trump dan Vladimir Putin.
Dalam panggilan itu, Trump memuji serangan Israel sebagai tindakan tegas menghadapi ancaman nuklir Iran, sekaligus memperingatkan Teheran bahwa konsekuensi yang lebih berat bisa saja menyusul. Di sisi lain, Presiden Rusia Putin menyuarakan kekhawatiran mendalam terhadap peningkatan kekerasan dan menyerukan penghentian segera seluruh kampanye militer.
Meski berbeda nada, keduanya sepakat bahwa jalur diplomasi belum tertutup sepenuhnya. Ada celah tipis yang masih tersisa untuk kembali ke meja perundingan nuklir jika saja kedua belah pihak bisa menahan pelatuk lebih lama.
Dunia kini menghadapi skenario yang sangat berbahaya. Kemungkinan pecahnya perang regional habis-habisan yang melibatkan negara-negara besar di Timur Tengah dan memicu krisis energi global. Selat Hormuz, yang menjadi jalur laut strategis untuk lebih dari 20 juta barel minyak per hari, kini menjadi titik genting. Jika ditutup, dampaknya akan terasa hingga ke pompa bensin di seluruh dunia.
Diplomasi berpacu melawan waktu, sementara misil terus melesat di langit-langit Timur Tengah. Dunia menanti: apakah api bisa dipadamkan, atau akan berubah menjadi kobaran besar yang membakar seluruh kawasan?***
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage