Indonesia Dorong Peran Wakaf dan Energi Terbarukan dalam Reformasi Keuangan Islam Global

KLIK WARTAKU – Indonesia tampil menonjol dalam Pertemuan Tahunan Islamic Development Bank (IsDB) yang digelar pada 20–22 Mei 2025 di Aljazair, dengan menyoroti urgensi reformasi multilateralisme, penguatan ekosistem wakaf, serta percepatan pendanaan untuk sektor-sektor strategis seperti energi terbarukan dan haji-umrah.
Dipimpin Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu, delegasi Indonesia memulai agenda dengan menekankan potensi besar wakaf nasional dalam panel tingkat tinggi bertajuk Revitalizing Awqaf: Leveraging Investment Funds for Sustainable Social Impact.
Ia menyebut bahwa tantangan utama dalam pengelolaan wakaf Indonesia adalah fragmentasi tata kelola, rendahnya produktivitas aset, serta minimnya standar pelaporan dampak.
“Kami telah mengembangkan instrumen seperti Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) dan Cash Waqf Linked Deposit (CWLD) sebagai solusi inovatif yang bisa direplikasi secara global,” ujar Anggito dalam pernyataannya.
Dalam panel lain bertajuk Towards Resilient Economies, Indonesia mempresentasikan strategi diversifikasi ekonomi yang menempatkan sektor energi sebagai prioritas.
Pemerintah mendorong percepatan pengembangan energi terbarukan dan jaringan transmisi, dengan menyerukan dukungan pendanaan dari Multilateral Development Banks (MDBs).
Pada Plenary Session, Indonesia menyatakan dukungan terhadap pembentukan Concessional Finance Window (CFW), namun menolak skema replenishment cycle sebagai mekanisme pendanaan jangka panjang.
Sebaliknya, Anggito mendorong pendekatan berbasis trust funds dan filantropi global sebagai alternatif berkelanjutan.
Indonesia juga menggunakan forum Governors Roundtable untuk menyerukan reformasi menyeluruh MDBs.
“Multilateralisme harus ditinjau ulang agar mampu menawarkan solusi saling menguntungkan dalam menghadapi tantangan global,” kata Anggito, seraya mendorong representasi anggota yang lebih adil dan kolaborasi Selatan-Selatan yang lebih kuat.
Di sela pertemuan utama, Indonesia menggelar diskusi bilateral strategis, termasuk dengan Presiden IsDB Muhammad Sulaiman Al-Jasser, Menkeu Arab Saudi Mohammed Al-Jadaan, dan CEO ICIEC Khalid Khalafalla. Dalam pertemuan dengan Al-Jasser, Indonesia mengusulkan penempatan kembali wakil Indonesia di jajaran top manajemen IsDB serta mendorong pendanaan proyek perumahan berbasis wakaf dan penguatan Bank Muamalat.
Sementara itu, diskusi dengan Menkeu Arab Saudi menyoroti perlunya transaksi mata uang lokal dalam pembiayaan haji dan umrah guna mengurangi tekanan nilai tukar dan arus keluar modal. Indonesia juga menyuarakan dukungan terhadap digitalisasi pembayaran untuk kegiatan ibadah tersebut.
Dengan ICIEC, kerja sama ditingkatkan melalui skema penjaminan ekspor-impor, kolaborasi pembiayaan proyek perumahan, dan optimalisasi dana haji melalui BPKH untuk pengembangan rantai pasok haji-umrah.
KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat
Homepage