Puncak KTT Uni Eropa di Denmark Diperketat Usai Gangguan Drone dan Ancaman Rusia
KLIKWARTAKU — Para pemimpin Uni Eropa (UE) berkumpul di KTT tingkat tinggi di Copenhagen, Denmark, Rabu 1 September 2025, di tengah kekhawatiran meningkatnya ancaman keamanan dari Rusia. Pertemuan ini berlangsung hanya beberapa hari setelah serangan drone yang melumpuhkan sejumlah bandara Denmark, termasuk Bandara Copenhagen.
Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, menegaskan bahwa Eropa harus memberikan jawaban tegas atas ancaman yang datang dari Rusia. “Dari perspektif Eropa, hanya ada satu negara yang bersedia mengancam kita, yaitu Rusia. Karena itu kita membutuhkan jawaban yang sangat kuat,” katanya.
Untuk pengamanan, Denmark melarang seluruh penerbangan drone sipil hingga Jumat dan memperketat lalu lintas di Copenhagen. Dukungan internasional juga digerakkan: sepuluh negara sekutu, termasuk Polandia, Inggris, Belanda, Finlandia, Swedia, Jerman, dan AS, mengirim bantuan berupa sistem anti-drone, radar, hingga kapal perang.
Salah satu fokus pembahasan adalah rencana membangun “tembok drone”, sebuah sistem pertahanan berlapis untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan drone musuh dengan biaya efisien. Gagasan ini pertama kali dilontarkan oleh Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan mendapat dukungan luas dari NATO.
Kanselir Jerman, Friedrich Merz, menyebut pelanggaran wilayah udara oleh drone semakin memburuk. “Kita tidak sedang berperang, tapi kita juga sudah tidak berada dalam masa damai. Kita harus melakukan lebih banyak untuk keamanan kita sendiri,” ujarnya.
Selain ancaman udara, KTT ini juga membahas proyek Eastern Flank Watch untuk memperkuat perbatasan timur UE dari darat, laut, dan udara, termasuk potensi serangan hibrida terhadap infrastruktur energi.
Denmark sendiri baru saja mengalami gangguan besar akibat drone di bandara dan fasilitas militer di Semenanjung Jutland. Meski belum ada bukti langsung Rusia terlibat, Frederiksen mengaitkannya dengan pola serangan hibrida Moskow terhadap Eropa, termasuk pelanggaran wilayah udara Polandia dan Estonia.
KTT di Copenhagen juga menyoroti dukungan jangka panjang untuk Ukraina, termasuk rencana pendanaan pertahanan UE hingga €150 miliar (Rp2.550 triliun) serta kerja sama pengadaan militer bersama untuk memperkuat industri pertahanan Eropa.
Von der Leyen menegaskan bahwa Eropa harus bergerak cepat agar siap menghadapi “medan perang masa depan” pada 2030. ***
Kunjungi Medsos Klikwartaku.com
Klik di sini