klikwartaku.com
Beranda Internasional Denmark Sebut Aktor Profesional di Balik Serangan Drone, Uni Eropa Ikut Siaga

Denmark Sebut Aktor Profesional di Balik Serangan Drone, Uni Eropa Ikut Siaga

Serangan drone berulang di bandara Denmark disebut ulah “aktor profesional”. Foto: Tangkapan layar YouTube Global News

KLIKWARTAKU — Pemerintah Denmark mengungkapkan bahwa serangkaian gangguan drone yang memaksa penutupan beberapa bandara merupakan ulah seorang “aktor profesional”. Menteri Pertahanan Troels Lund Poulsen menyebut peristiwa itu sebagai bagian dari serangan hibrida yang sistematis, meski hingga kini belum ada bukti keterlibatan Rusia.

Bandara Aalborg terpaksa ditutup selama beberapa jam pada Rabu malam setelah terlihat cahaya hijau dari drone di atas area udara. Billund, bandara terbesar kedua di Denmark, juga sempat menutup operasi. Selain itu, aktivitas drone dilaporkan terjadi di Esbjerg, Sønderborg, dan Skrydstrup — lokasi yang juga berfungsi sebagai pangkalan militer.

Insiden ini bukan yang pertama. Awal pekan lalu, Bandara Kopenhagen sempat menutup akses penerbangan akibat gangguan drone. Akibatnya, sejumlah penerbangan harus dialihkan, menimbulkan keterlambatan dan kekacauan bagi penumpang.

Poulsen menegaskan bahwa meski drone diluncurkan secara lokal, insiden ini tergolong serangan hibrida karena menargetkan infrastruktur vital. “Ancaman hibrida ini nyata dan harus dianggap serius,” ujarnya.

Meski Denmark memiliki kemampuan untuk menjatuhkan drone, otoritas memilih untuk tidak melakukannya demi menghindari risiko jatuhnya puing ke area penduduk. Kepala Inspektur Jesper Bøjgaard Madsen mengatakan, “Jika ada kesempatan aman, kami akan menurunkan drone tersebut.”

Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, menilai insiden ini sebagai “serangan paling serius terhadap infrastruktur Denmark sejauh ini”, meski belum bisa menutup kemungkinan adanya keterlibatan Rusia. Sementara itu, Kedutaan Besar Rusia di Kopenhagen membantah dan menyebut tuduhan itu sebagai “provokasi yang direkayasa.”

Serangan drone tak hanya dialami Denmark. Polandia, Estonia, hingga Rumania juga melaporkan pelanggaran wilayah udara oleh drone maupun jet tempur Rusia. Hal ini mendorong NATO untuk meningkatkan kesiagaan, bahkan beberapa negara anggota telah mengaktifkan Pasal 4 NATO yang memungkinkan konsultasi darurat ketika keamanan terancam.

Uni Eropa pun segera menggelar pertemuan darurat pada Jumat untuk membahas peningkatan kesiapan menghadapi ancaman drone. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, sebelumnya telah mengusulkan pembentukan “tembok drone” guna melindungi perbatasan timur Eropa.

Menteri Kehakiman Denmark, Peter Hummelgaard, memperingatkan bahwa ancaman hibrida akan menjadi “ancaman permanen” bagi keamanan nasional. Sementara itu, NATO menegaskan siap menggunakan “segala instrumen militer dan non-militer” untuk melindungi negara anggotanya.

Serangan berulang ini menjadi peringatan keras bahwa Denmark — dan Eropa secara keseluruhan — menghadapi babak baru ancaman keamanan di era perang hibrida.***

Kunjungi Medsos Klikwartaku.com

Klik di sini
Bagikan:

Iklan