Kemenperin Targetkan Net Zero Emission 2050, Selaras dengan Visi Presiden Prabowo
KLIK WARTAKU – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya mendukung pesan penting yang disampaikan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Presiden RI Prabowo Subianto dalam Sidang Umum PBB ke-80, khususnya terkait perdamaian dunia, transisi energi hijau, dan keberlanjutan global.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, Kemenperin menargetkan Net Zero Emission (NZE) pada 2050, atau 10 tahun lebih cepat dibanding target nasional. “Kami telah menetapkan strategi dekarbonisasi industri untuk mencapai industri hijau,” tegasnya di Jakarta, Rabu (24/9).
Langkah tersebut diwujudkan melalui peta jalan dekarbonisasi, penerapan Mekanisme Perdagangan Karbon, penggunaan teknologi Carbon Capture Utilization (CCU), pembentukan Green Industry Service Company (GISCO), sertifikasi industri hijau, hingga dorongan efisiensi energi lintas sektor.
Sembilan Sektor Prioritas
Kemenperin menetapkan sembilan sektor prioritas percepatan dekarbonisasi, yaitu:
-
Industri semen
-
Industri pupuk
-
Industri logam
-
Industri pulp dan kertas
-
Industri tekstil
-
Industri kimia
-
Industri otomotif
-
Industri makanan dan minuman
-
Industri otomotif (EV & komponen)
Sektor-sektor tersebut dipilih karena menyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) terbesar dalam aktivitas industri. Saat ini, Kemenperin tengah menyusun peta jalan dekarbonisasi sektoral untuk memastikan transisi menuju industri ramah lingkungan dapat segera terealisasi.
Dukungan pada Agenda Global
Komitmen ini sejalan dengan pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang PBB, yang menekankan ketahanan pangan, transisi energi hijau, dan peran Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia. Prabowo menargetkan Indonesia mencapai emisi nol bersih pada 2060 atau lebih cepat.
Agus menambahkan, Kemenperin juga siap mendukung visi ketahanan pangan melalui hilirisasi industri agro untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan global.
“Pesan Sekjen PBB dan Presiden Prabowo mengingatkan bahwa industrialisasi tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membawa misi kemanusiaan dan keberlanjutan,” ujarnya.
Dengan strategi dekarbonisasi agresif, kolaborasi lintas kementerian, pelaku industri, dan mitra internasional, Kemenperin yakin Indonesia dapat memperkuat daya saing industri sekaligus memberi kontribusi nyata pada perdamaian dan solidaritas global. **
Kunjungi Medsos Klikwartaku.com
Klik di sini