Isu Artificial Intelligence dan Energi Nuklir Masuk dalam Pembahasan Munas MUI ke-11
KLIKWARTAKU – Musyawarah Nasional (Munas) Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-11 Tahun 2025 akan membahas berbagai isu strategis kebangsaan dan keumatan. Dua di antaranya yang menjadi sorotan adalah perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan pemanfaatan energi nuklir untuk peradaban.
Ketua Steering Committee Munas MUI 2025, KH Masduki Baidlowi mengatakan bahwa persoalan AI dan dampaknya terhadap kehidupan sosial masyarakat sangat relevan untuk dibahas dalam forum ulama nasional.
“Perkembangan AI dan media sosial berbasis algoritma telah menimbulkan banyak persoalan, termasuk penyebaran hoaks dan disinformasi yang dapat membahayakan stabilitas sosial,” ujar Kiai Masduki di Kantor MUI, Jakarta, Rabu 17 September 2025.
Ia mencontohkan peristiwa viral yang menimpa mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang sempat menjadi korban video manipulatif. Dalam video tersebut, Sri Mulyani seolah-olah menyatakan bahwa “guru adalah beban negara”, padahal pernyataan tersebut *idak pernah ia ucapkan.
“Itu adalah contoh klasik bagaimana AI dan echo chamber media sosial bisa membentuk persepsi publik yang keliru. Akibatnya, terjadi demonstrasi besar dan penyerangan terhadap rumah Ibu Sri Mulyani,” ungkapnya.
Kiai Masduki menyesalkan insiden tersebut dan menyebutnya sebagai “kesalahan kolektif” dalam menyikapi informasi digital.
“Algoritma media sosial bisa memperkuat kabar bohong lewat echo chamber. Ini berbahaya jika dibiarkan tanpa panduan moral dan etika yang kuat,” tegasnya.
Sebagai Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom), Masduki menilai pentingnya MUI hadir memberikan pedoman etik dan fatwa yang sesuai dengan tantangan zaman, termasuk di bidang teknologi digital dan kecerdasan buatan.
Isu penting lainnya yang akan dibahas dalam Munas adalah pemanfaatan energi nuklir untuk pembangkit listrik. Menurut Masduki, energi nuklir merupakan solusi efisien yang telah diterapkan di berbagai negara maju.
“Semua negara maju menggunakan energi nuklir untuk listrik. Masyarakatnya juga memiliki ketakutan, tapi mereka mampu mengelolanya dengan baik. Pertanyaannya, mengapa Indonesia tidak bisa?” katanya.
Ia menekankan bahwa pembahasan soal nuklir dalam Munas MUI bukan semata dari sisi teknologi, tetapi juga menyangkut dimensi etika, kemaslahatan, dan penerimaan sosial.
Kedua isu strategis tersebut yakni AI dan energi nuklir akan menjadi bagian dari rekomendasi resmi yang akan disampaikan MUI kepada pemerintah dan masyarakat. Munas MUI akan menjadi forum konsolidasi pemikiran para ulama dalam menjawab tantangan baru peradaban.
“MUI ingin memberikan panduan moral dan pandangan keagamaan dalam menghadapi teknologi yang terus berkembang. Ini bentuk tanggung jawab ulama terhadap masa depan umat dan bangsa,” kata Masduki.
Munas MUI ke-11 akan diselenggarakan pada 20–23 November 2025 di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara. Rencananya, kegiatan akan dibuka langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.***
Kunjungi Medsos Klikwartaku.com
Klik di sini