klikwartaku.com
Beranda Lifestyle Jangan Abaikan Perasaan Ibu, Mengapa Dukungan Keluarga Sangat Penting untuk Kesehatan Mental

Jangan Abaikan Perasaan Ibu, Mengapa Dukungan Keluarga Sangat Penting untuk Kesehatan Mental

Gambar ilustrasi seorang istri sedang hamil diabaikan suami

 

KLIKWARTAKU – Sebagai ibu, banyak perempuan merasa tertekan oleh berbagai tanggung jawab yang diemban setiap hari. Tak hanya mengurus anak, istri juga harus mengatur keuangan, membantu pekerjaan rumah, dan kadang terlibat dalam usaha-usaha lain untuk menambah pemasukan keluarga. Dalam banyak kasus, peran ganda yang dijalankan oleh seorang ibu ini bisa membuatnya merasa tertekan dan bahkan kesepian.

Psikolog klinis Nirmala Ika K., M.Psi., Psikolog, yang juga alumni Universitas Indonesia, mengungkapkan bahwa untuk seorang ibu, dukungan dari keluarga sangatlah penting agar tetap bisa menjaga kesehatan mental dan emosional.

Dilansir dari Antara pada Rabu, 17 September 2025, Nirmala menjelaskan bahwa “Semua orang, termasuk kita, itu butuh dukungan. Dukungan yang baik itu, setidaknya kita bisa sekadar bercerita, ada orang yang bisa mendengarkan bahwa kita sedang pusing.”

Peran ibu dalam keluarga sering kali dianggap sebagai tanggung jawab utama, namun tak jarang beban tersebut menjadi terlalu berat, terlebih di tengah tuntutan untuk mengurus rumah tangga dengan segala permasalahannya. Beban tersebut dapat semakin kompleks ketika masalah finansial atau utang menjadi bagian dari persoalan sehari-hari.

Tidak hanya itu, stigma sosial tentang cara membesarkan anak yang ‘sempurna’ serta ekspektasi dari masyarakat yang menilai kondisi rumah tangga menjadi faktor yang menambah beban mental ibu.

Menurut Nirmala, salah satu bentuk dukungan yang sangat dibutuhkan ibu adalah keberadaan anggota keluarga yang bisa menjadi pendengar yang baik. “Dukungan itu tidak melulu harus berupa uang atau materi lainnya,” katanya.

Keluarga harus mampu memberikan dukungan dengan cara yang sederhana, seperti mendengarkan curahan hati sang ibu tanpa menghakimi atau membandingkan kondisi mereka dengan orang lain.

Misalnya, jika seorang ibu sedang mengalami kesulitan dalam merawat anak sambil mengurus pekerjaan rumah, maka keluarga harus menghargai situasi tersebut dan tidak mengomentari kondisi rumah yang mungkin terlihat berantakan.

“Jika ibu sedang sibuk mencari tambahan, biarkan saja rumah sedikit berantakan, karena itu adalah bagian dari perjuangannya. Jangan mengkritik atau memberikan beban tambahan,” jelasnya.

Nirmala juga menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dalam keluarga. Hal ini sangat relevan terutama bagi ibu yang merintis usaha dari rumah. Banyak ibu yang kini menjalankan bisnis online atau membuka usaha di platform e-commerce, dan seringkali keluarga atau orang terdekat menganggap mereka hanya sibuk bermain ponsel. Padahal, pekerjaan yang dilakukan ibu bisa sangat sibuk dan memerlukan waktu dan konsentrasi yang tinggi.

“Jangan anggap remeh, karena banyak pekerjaan yang bisa dilakukan dengan sangat serius dari rumah. Dukung dengan memahami dan menghargai proses yang sedang dijalani,” kata Nirmala.

Namun, dalam praktiknya, seringkali anggota keluarga juga membandingkan nasib ibu dengan orang lain, termasuk dalam hal pola asuh anak. Nirmala menegaskan bahwa ini dapat menjadi beban tambahan yang membuat ibu merasa semakin tertekan. Sebagai ganti dari perbandingan tersebut, keluarga harus menjadi pendengar yang baik terlebih dahulu sebelum memberikan saran atau pendapat.

“Dengarkan dulu, baru pelan-pelan diberi tahu. Kita tidak tahu apa yang sedang diperjuangkan seorang ibu. Bisa saja dia benar-benar kelabakan mengurus anak satu, apalagi jika ia juga sedang berjuang untuk mengatur keuangan atau menjalankan pekerjaan lain.”

Tidak jarang ibu merasa kesepian karena merasa tidak ada yang bisa mengerti perjuangannya. Kesepian ini, menurut Nirmala, seringkali dipicu oleh kurangnya komunikasi dengan teman atau keluarga, atau adanya perasaan bahwa sebagai ibu dan istri, dirinya harus selalu menjaga martabat keluarga.

“Seromantis-romantisnya kita dengan suami, pasti masih ada unek-unek yang tersimpan. Kadang kesepian itu muncul karena perasaan tidak ada yang bisa mengerti,” ujarnya.

Oleh karena itu, penting bagi setiap anggota keluarga untuk memahami bahwa ibu juga membutuhkan ruang untuk berbicara, berbagi perasaan, dan mendapat dukungan moral. Tanpa adanya dukungan tersebut, ibu bisa merasa terperangkap dalam peran yang serba sempurna, yang akhirnya berujung pada stres dan kecemasan yang berkepanjangan.

Dukungan keluarga yang tidak memaksakan standar tertentu, serta memberi ruang untuk ibu menjadi dirinya sendiri, sangat berperan dalam menjaga kesehatan mental dan emosionalnya. Ibu yang merasa didukung dan dihargai akan dapat menjalani peran sebagai ibu, istri, dan individu yang sehat, tanpa merasa terbebani oleh ekspektasi yang tidak realistis.

Jadi, mari mulai memberi perhatian lebih pada dukungan yang bisa diberikan kepada ibu-ibu di sekitar kita, baik itu dengan mendengarkan, memahami, maupun memberi ruang bagi mereka untuk berbicara dan beristirahat.

 

Kunjungi Medsos Klikwartaku.com

Klik di sini
Bagikan:

Iklan