134 WNI Dipastikan Aman di Nepal, 18 Diantaranya Telah Dievakuasi
KLIKWARTAKU – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Vahd Nabyl A. Mulachela, menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia telah berkoordinasi dengan otoritas Nepal untuk memastikan keselamatan 134 Warga Negara Indonesia (WNI) di negara tersebut, menyusul kerusuhan besar yang melanda Nepal sejak awal pekan ini.
Melalui keterangan resmi pada Jumat (12/9), Nabyl menyatakan bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Dhaka, yang juga merangkap wilayah Nepal, telah menghubungi seluruh WNI di sana, baik yang menetap maupun yang sedang berada di Nepal untuk keperluan wisata atau menghadiri pertemuan internasional di ibu kota Kathmandu.
“KBRI Dhaka telah menghubungi WNI di Nepal untuk memastikan keberadaan mereka dalam kondisi aman,” ujar Nabyl.
Sebagai langkah perlindungan, KBRI juga telah mengeluarkan imbauan agar para WNI menghindari lokasi-lokasi demonstrasi serta tetap waspada. Selain itu, disediakan layanan hotline 24 jam bagi WNI yang memerlukan bantuan darurat.
Lebih lanjut, KBRI Dhaka juga telah berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk membantu para WNI yang mengalami kesulitan mengakses bandara akibat penutupan jalan, agar mereka dapat kembali ke tanah air dengan selamat.
Kemlu RI mengonfirmasi bahwa sebanyak 18 WNI telah berhasil dievakuasi dari Nepal. Evakuasi dilakukan melalui Bandara Internasional Tribhuvan, Kathmandu, dan dipimpin langsung oleh tim pelindungan WNI. Mereka dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Jumat 12 September 2025.
Sebagian besar dari mereka berada di Kathmandu untuk mengikuti acara kerja sama energi terbarukan Indonesia-Nepal-Jerman bertajuk 3rd Exchange of Renewable Energy Mini-grids in South-South and Triangular Cooperation (ENTRI) yang berlangsung pada 8–12 September 2025.
Kerusuhan di Nepal dipicu oleh aksi protes terhadap korupsi di pemerintahan serta kebijakan pelarangan media sosial populer yang mulai berlaku sejak Senin 8 September 2025. Aksi unjuk rasa tersebut dengan cepat berubah menjadi kerusuhan dan penjarahan massal.
Data sementara mencatat sedikitnya 31 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat kekerasan yang terjadi di sejumlah wilayah.
Kondisi semakin memburuk setelah Perdana Menteri Sharma Oli mengajukan pengunduran diri kepada Presiden Ram Chandra Paudel yang kemudian segera memulai proses pembentukan pemerintahan baru.
Kemlu RI menyatakan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan situasi di Nepal secara saksama dan memastikan seluruh WNI mendapatkan perlindungan yang diperlukan.***
Kunjungi Medsos Klikwartaku.com
Klik di sini