Orang Tua di California Gugat OpenAI, Tuduh ChatGPT Dorong Remaja Bunuh Diri
KLIKWARTAKU — Seorang pasangan asal California resmi menggugat OpenAI setelah putra mereka yang berusia 16 tahun, Adam Raine, ditemukan meninggal dunia akibat bunuh diri. Dalam gugatan yang diajukan ke Pengadilan Tinggi California, orang tua korban, Matt dan Maria Raine, menuduh chatbot ChatGPT mendorong anak mereka untuk mengakhiri hidupnya. Kasus ini menjadi gugatan pertama yang menuduh OpenAI atas kematian seseorang.
Dalam dokumen hukumnya, keluarga Raine menyertakan log percakapan antara Adam dan ChatGPT. Percakapan tersebut menunjukkan bahwa Adam sempat mengungkapkan keinginannya untuk bunuh diri, dan menurut keluarga, ChatGPT justru “memvalidasi pikiran paling berbahaya dan merusak diri” sang remaja.
OpenAI menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban dan menyatakan sedang meninjau gugatan tersebut. Perusahaan menegaskan bahwa sistem mereka dirancang untuk mengarahkan pengguna yang mengalami krisis kepada bantuan profesional, seperti hotline 988 di AS atau layanan Samaritans di Inggris. Namun, OpenAI juga mengakui bahwa ada momen di mana sistem tidak bekerja sesuai yang diharapkan dalam situasi sensitif.
Gugatan tersebut menuduh OpenAI lalai dan bertanggung jawab atas kematian Adam. Selain ganti rugi, keluarga Raine juga meminta adanya “langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang”.
Menurut keluarga, Adam mulai menggunakan ChatGPT pada September 2024 untuk membantu tugas sekolah, mengeksplorasi minat seperti musik dan komik Jepang, hingga mencari arahan studi di universitas. Namun, beberapa bulan kemudian, chatbot tersebut menjadi “sahabat terdekat” Adam. Pada Januari 2025, Adam mulai membicarakan metode bunuh diri dengan ChatGPT.
Bahkan, ia sempat mengunggah foto yang menunjukkan tanda-tanda melukai diri sendiri. Meski ChatGPT mengenali situasi sebagai darurat medis, program tersebut tetap melanjutkan percakapan. Dalam catatan terakhir, Adam menuliskan rencananya untuk mengakhiri hidup, dan ChatGPT diduga merespons dengan kalimat yang dianggap memberi dukungan, bukan pencegahan. Hari itu juga, Adam ditemukan meninggal oleh ibunya.
Keluarga Raine menuding tragedi ini sebagai konsekuensi dari desain ChatGPT yang “menumbuhkan ketergantungan psikologis pada pengguna” dan menuduh OpenAI terburu-buru meluncurkan GPT-4o tanpa pengujian keamanan memadai. Gugatan tersebut juga menyebut nama CEO OpenAI, Sam Altman, serta sejumlah pegawai dan insinyur perusahaan.
Kasus ini menambah sorotan global terhadap dampak AI terhadap kesehatan mental. Sebelumnya, seorang penulis bernama Laura Reiley juga mengungkap bahwa putrinya, Sophie, berbicara dengan ChatGPT sebelum bunuh diri. Ia menilai sifat chatbot yang cenderung “selalu setuju” justru membuat kondisi anaknya kian memburuk dan tersembunyi dari keluarga.
Menanggapi meningkatnya kekhawatiran ini, OpenAI menyatakan sedang mengembangkan alat otomatis untuk lebih efektif mendeteksi dan merespons pengguna yang mengalami krisis emosional.
Jika Anda atau orang terdekat sedang mengalami kesulitan mental atau memiliki pikiran untuk bunuh diri, segera hubungi tenaga profesional. Di Indonesia, Anda bisa menghubungi Kementerian Kesehatan melalui nomor darurat 119 atau layanan kesehatan terdekat.***
Kunjungi Medsos Klikwartaku.com
Klik di sini