Tren Minum Obat Cacing di Kalangan Gen Z, Perlukah Konsultasi Dokter?
KLIKWARTAKU – Belakangan ini, tren minum obat cacing ramai diperbincangkan, terutama di kalangan Gen Z. Ada yang melakukannya demi alasan kesehatan, tapi tak sedikit juga yang sekadar ikut-ikutan. Pertanyaannya, amankah minum obat cacing tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga medis?
Menurut dr. Riyadi, anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang juga berpraktik di RS Hasan Sadikin, konsumsi obat cacing tidak boleh dilakukan sembarangan. Penggunaannya tetap harus mengikuti anjuran dokter atau tenaga medis yang kompeten.
“Minum obat cacing boleh dilakukan jika memang ada gejala, di usia berapa pun. Tapi ingat, harus sesuai anjuran dokter. Jangan digunakan secara berlebihan karena bisa memicu resistensi, terutama jika tidak digunakan secara rasional,” jelas Riyadi.
Ada anggapan di masyarakat bahwa obat cacing hanya boleh dikonsumsi pada malam hari. Namun, menurut dr. Riyadi, hal ini bukan aturan baku.
“Obat cacing memang lebih baik diminum saat perut kosong atau malam hari, tapi sebenarnya bisa dikonsumsi kapan saja pagi, siang, atau malam,” tambahnya.
Untuk keperluan pencegahan, terutama di daerah dengan tingkat infeksi cacing tinggi, **anak usia sekolah dianjurkan mengonsumsi obat cacing satu hingga dua kali dalam setahun. Namun, bagi orang yang tidak menunjukkan gejala dan tidak tinggal di wilayah endemis, konsumsi rutin obat cacing sebaiknya tetap dikonsultasikan terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan.
“Ada penelitian yang menunjukkan angka penyembuhan dengan terapi bervariasi, tergantung jenis cacingnya. Tapi hingga saat ini belum ada bukti ilmiah kuat tentang resistensi obat cacing pada manusia,” ujar Riyadi.
Lebih dari sekadar konsumsi obat, dr. Riyadi menekankan bahwa kebersihan lingkungan dan sanitasi adalah kunci utama dalam mencegah infeksi cacing. Masih banyak masyarakat yang menggunakan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari, padahal sumber air tersebut berdekatan dengan jamban.
“Banyak yang menggunakan air tanah dengan jarak WC kurang dari 10 meter. Kebersihan kuku kaki juga sering terabaikan. Ini bisa jadi sumber masalah. Jadi, yang utama bukan obatnya, tapi menjaga kebersihannya,” tegasnya.***
Kunjungi Medsos Klikwartaku.com
Klik di sini