Pemerintah Targetkan 50 Persen Pengelolaan Sampah Tahun Ini
KLIKWARTAKU – Pemerintah menargetkan pengelolaan 50 persen sampah nasional dapat tercapai pada tahun ini, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto dalam dokumen Asta Cita dan amanat Perpres Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN.
Presiden memberikan target besar. Tahun ini, pengelolaan sampah harus mencapai 50 persen. Saat ini baru 39 persen. Artinya, pekerjaan rumah kita masih banyak,” ujar Wakil Menteri Lingkungan Hidup (Wamen LH) Diaz Hendropriyono.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 56,63 juta ton sampah per tahun, namun baru 39 persen yang dikelola. Dari jumlah tersebut, hanya 9 persen yang benar-benar dimanfaatkan melalui proses material recovery.
Wamen Diaz menegaskan bahwa masalah sampah bukan hanya persoalan kebersihan atau estetika, tapi berkaitan langsung dengan krisis iklim global.
“Setiap satu ton sampah padat setara dengan 1,7 ton emisi CO₂. Maka, pengelolaan sampah adalah bagian penting dalam strategi penurunan emisi nasional,” katanya.
Target pengelolaan sampah ini juga akan mendukung komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi sebesar 31,89 persen pada 2030, sesuai dengan Nationally Determined Contribution (NDC) yang disampaikan ke dunia internasional.
Diaz menegaskan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Keterlibatan industri, pelaku usaha, dan masyarakat sangat penting untuk mencapai target Asta Cita.
“Pemerintah justru membutuhkan industri dan inovasi untuk bergerak lebih dulu. Regulasi harus mendukung, bukan menghambat,” tegasnya.
Beberapa solusi inovatif yang dapat mendorong percepatan pengelolaan sampah antara lain Waste to Energy (WTE), Peningkatan daur ulang (recycling) danPemanfaatan bioplastik berbahan dasar nabati.
Namun, ia menekankan bahwa tidak ada solusi tunggal untuk masalah sampah. Semua pendekatan harus berbasis bukti ilmiah dan terbukti ramah lingkungan.
Wamen LH juga menyoroti pentingnya transisi dari plastik berbasis fosil menuju material berbasis nabati, seperti bio-nafta.
“Cadangan minyak bumi akan habis. Kita perlu mulai mengembangkan bio-nafta dari empty fruit bunch, tebu, atau biomassa lainnya,” jelas Diaz.
Diaz menutup paparannya dengan menekankan bahwa isu lingkungan menjadi prioritas dalam agenda pembangunan Presiden Prabowo, terutama melalui penguatan ekonomi hijau dan ketahanan iklim.
“Kolaborasi pemerintah, industri, dan akademisi sangat penting agar target pengelolaan sampah 50 persen bisa tercapai. Inovasi harus segera diimplementasikan dan didukung penuh oleh regulasi,” pungkasnya.***
Kunjungi Medsos Klikwartaku.com
Klik di sini