Pendidikan Berkarakter Jadi Kunci Penguatan Ideologi Pancasal
KLIK WARTAKU – Pengurus Provinsi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kalimantan Barat menggelar Seminar Wawasan Kebangsaan bertema “Penguatan Ideologi Pancasila Melalui Pendidikan Berkarakter” pada Kamis, 21 Agustus 2025 di Aula Hadari Nawawi Universitas PGRI Pontianak.
Acara yang berlangsung sejak pukul 08.00 WIB ini dihadiri 150 peserta, terdiri dari guru, dosen, pengurus PGRI Kalbar, serta tamu undangan dari berbagai instansi.
Tokoh Penting Hadir
Sejumlah tokoh turut menghadiri kegiatan ini, di antaranya Kapolresta Pontianak Kombes Pol Suyono, Rektor UPGRI Pontianak sekaligus Ketua PP PGRI Kalbar Muhammad Firdaus, Sekretaris Umum PGRI Kalbar Suherdiyanto, Kasat Intelkam Polresta Pontianak AKP Reynaldi Guzel, Akademisi PGRI Kalbar Nurhadianto, Personel Satgaswil Kalbar Densus 88 AT Polri Nur Ikhwan, serta Mitra Densus 88 AT Polri dan BNPT, Mustofa Djuniarto.
Peran Guru dan Dosen Sangat Krusial
Dalam sambutannya, Rektor UPGRI Pontianak Muhammad Firdaus menegaskan bahwa pemahaman ideologi Pancasila harus ditanamkan melalui pendidikan berkarakter.
“Guru dan dosen memiliki peran krusial dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada peserta didik. Karakter religius, kejujuran, dan toleransi harus menjadi fondasi utama dalam pendidikan,” ujarnya.
Kapolresta Pontianak Tekankan Sinergi Polri–PGRI
Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Suyono, memberikan apresiasi atas terselenggaranya seminar tersebut.
“Seminar ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Polri siap bersinergi dengan PGRI dalam menanamkan nilai kebangsaan kepada generasi muda,” ungkapnya.
Bahaya Radikalisme di Dunia Pendidikan
Akademisi PGRI Kalbar, Nurhadianto, mengingatkan adanya ancaman radikalisme dan intoleransi di lingkungan sekolah maupun kampus.
Ia menekankan peran pendidik dan aparat dalam mencegah penyebaran paham radikal.
Sementara itu, Nur Ikhwan dari Satgaswil Kalbar Densus 88 AT Polri menjelaskan dasar hukum pemberantasan tindak pidana terorisme. Ia juga memberikan wawasan tentang strategi pencegahan penyebaran paham radikal melalui moderasi beragama dan pendidikan kebangsaan.
Mustofa Djuniarto, Mitra Densus 88 AT Polri dan BNPT, turut menyoroti bahaya media sosial sebagai sarana penyebaran ideologi radikal. “Tenaga pendidik harus mampu memberikan pencerahan kepada siswa agar tidak terjerumus dalam paham radikal,” tegasnya.
Harapan dari Seminar
Kegiatan yang ditutup pada pukul 12.35 WIB ini diharapkan menjadi momentum penting dalam memperkuat komitmen menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta meningkatkan kualitas pendidikan berkarakter di Kalimantan Barat, khususnya di Kota Pontianak. ***
Kunjungi Medsos Klikwartaku.com
Klik di sini