Swatch Minta Maaf atas Iklan “Mata Sipit” yang Tuai Kecaman di China

KLIKWARTAKU — Produsen jam tangan asal Swiss, Swatch, meminta maaf dan menarik iklan terbarunya setelah menuai kecaman keras di media sosial China. Iklan tersebut menampilkan seorang model yang menarik sudut matanya hingga membentuk pose yang dianggap melecehkan orang Asia dengan stereotipe “mata sipit”.

Kemarahan publik meledak di platform Weibo, dengan banyak warganet menyerukan boikot produk Swatch.

“Kami dengan tulus meminta maaf atas segala ketidaknyamanan atau kesalahpahaman yang mungkin ditimbulkan,” tulis Swatch dalam pernyataannya pada Sabtu 17 Agustus 2025. Perusahaan juga memastikan telah menghapus semua materi iklan terkait secara global.

Baca Juga:

Myanmar Gelar Pemilu Pertama Sejak Kudeta 2021, Dunia Sebut Hanya “Pemilu Bayangan”

Namun, permintaan maaf tersebut tidak cukup meredakan kekecewaan publik. Seorang pengguna Weibo menulis, “Mereka hanya takut kehilangan keuntungan. Bisa saja mereka minta maaf, tapi saya tidak akan memaafkan.”

Pengguna lain menambahkan, “Mereka mencari uang dari kami tapi masih berani mendiskriminasi orang China. Kita tidak boleh lemah dengan tidak memboikot mereka.”

China Pasar Penting Swatch

Baca Juga:

Bolivia Bersiap Punya Presiden Non-Kiri Pertama dalam Dua Dekade, Rodrigo Paz Hadapi Jorge Quiroga di Putaran Kedua

Swatch Group memperoleh sekitar 27 persen pendapatan dari China, Hong Kong, dan Makau. Namun, penjualan di China belakangan ini menurun seiring perlambatan ekonomi. Swatch juga membawahi merek jam ternama seperti Omega, Longines, dan Tissot.

Gelombang Boikot di China Bukan Pertama Kali

Insiden Swatch ini bukan kasus pertama boikot merek asing di China. Pada 2018, rumah mode Italia Dolce & Gabbana diboikot setelah merilis iklan yang menampilkan model China dianggap “stereotip dan merendahkan”. Tahun 2021, giliran merek global seperti H&M, Nike, dan Adidas menghadapi gelombang boikot setelah mengkritik dugaan pelanggaran HAM di Xinjiang.

Baca Juga:

Hasil Pertemuan Zelensky-Trump di Washington: Isu Gencatan Senjata, Jaminan Keamanan, hingga Rencana Bertemu Putin

Tahun lalu, Uniqlo sempat menjadi sasaran boikot setelah menyatakan tidak menggunakan kapas dari Xinjiang.

Dengan kasus terbaru ini, Swatch menghadapi tantangan besar mempertahankan reputasi sekaligus kepercayaan konsumen di salah satu pasar terbesarnya.***

Baca Juga:

Rencana Pembongkaran Rumah Tua Rawan Banjir di Herefordshire Dibatalkan