klikwartaku.com
Beranda Internasional Kelompok Adat Gugat Pembangunan Stadion Olimpiade Brisbane di Lahan Sakral

Kelompok Adat Gugat Pembangunan Stadion Olimpiade Brisbane di Lahan Sakral

Kelompok adat Yagara Magandjin menggugat rencana pembangunan stadion Olimpiade 2032 di Brisbane karena berada di lahan yang dianggap sakral secara budaya. Foto: Tangkapan layer YouTube SBS News

KLIKWARTAKU — Rencana pembangunan stadion utama untuk Olimpiade Brisbane 2032 mendapat tantangan serius setelah kelompok adat Yagara Magandjin melayangkan gugatan hukum guna menghentikan proyek tersebut karena dibangun di atas lahan yang dianggap sakral secara budaya.

Stadion berkapasitas 63.000 kursi tersebut direncanakan berdiri di Victoria Park, kawasan hijau seluas 60 hektare di pusat kota Brisbane, Australia, dengan anggaran AUD 3,8 miliar yang didukung oleh pendanaan pemerintah federal.

Namun, menurut Yagara Magandjin Aboriginal Corporation (YMAC) bersama kelompok Save Victoria Park, kawasan itu menyimpan sejarah penting dan warisan leluhur, termasuk pohon kuno, artefak budaya, bahkan kemungkinan sisa jasad leluhur.

“Kami sangat khawatir akan hilangnya ekosistem penting, pohon berusia ratusan tahun, serta benda-benda peninggalan leluhur kami,” ujar juru bicara YMAC, Gaja Kerry Charlton.

Kedua kelompok tersebut telah mengajukan permohonan resmi kepada Menteri Lingkungan Federal untuk menetapkan Victoria Park sebagai situs warisan budaya Aborigin, berdasarkan Aboriginal and Torres Strait Islander Heritage Protection Act.

Konflik Pembangunan yang Sarat Politik

Jika tetap dibangun, stadion ini akan menjadi lokasi upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade dan Paralimpiade 2032. Setelah itu, stadion akan digunakan sebagai markas olahraga AFL dan kriket Queensland.

Namun proyek ini menjadi sorotan politik sejak awal. Awalnya, mantan Perdana Menteri Negara Bagian Queensland, Annastacia Palaszczuk, mengusulkan renovasi Stadion Gabba senilai AUD 3 miliar, namun rencana itu memicu kecaman publik karena kekhawatiran relokasi paksa dan beban pajak.

Setelah Palaszczuk mundur pada 2023, tinjauan independen justru merekomendasikan stadion baru yang lebih mahal di Victoria Park. Di tengah krisis biaya hidup, penggantinya Steven Miles memilih untuk memaksimalkan venue yang sudah ada, namun keputusan itu kemudian dibatalkan oleh penerusnya, Perdana Menteri David Crisafulli, dari Partai Liberal Nasional.

Crisafulli bahkan mengubah undang-undang perencanaan agar pembangunan stadion bisa dipercepat tanpa harus mengikuti aturan perencanaan wilayah.

Protes dan Kekhawatiran Publik

Meski pemerintah kota dan negara bagian menyatakan akan berdialog dengan komunitas adat, gelombang protes warga terus bermunculan, baik dari masyarakat adat maupun warga Brisbane yang menolak kehilangan ruang hijau dalam kota.

“Victoria Park bukan hanya paru-paru kota, tapi juga situs sejarah penting bagi masyarakat Aborigin dan warga Brisbane secara luas,” kata seorang aktivis lingkungan dari Save Victoria Park.

Sementara itu, Wali Kota Brisbane Adrian Schrinner justru menyatakan bahwa dukungan publik terhadap stadion sangat besar.

“Pembangunan ini tetap akan berjalan. Upaya untuk menggagalkannya pasti ada, tetapi proyek ini akan terealisasi,” ujarnya.

Proyek ini kini menjadi simbol tarik-menarik antara ambisi global sebagai tuan rumah Olimpiade dan perlindungan terhadap warisan budaya lokal yang tak ternilai. Keputusan pemerintah federal atas gugatan ini akan menjadi penentu arah pembangunan — sekaligus menunjukkan seberapa serius Australia dalam menghormati tanah leluhur masyarakat adatnya.***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan