klikwartaku.com
Beranda Ekonomi Neraca Perdagangan Semester I 2025 Surplus USD 19,48 Miliar, Ekspor Tumbuh Melampaui Target

Neraca Perdagangan Semester I 2025 Surplus USD 19,48 Miliar, Ekspor Tumbuh Melampaui Target

Ilustrasi pelabuhan ekspor-impor.

KLIK WARTAKU – Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan kinerja impresif selama semester I 2025, dengan surplus kumulatif mencapai USD 19,48 miliar, naik signifikan dari USD 15,58 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Pencapaian ini menandai bulan ke-62 berturut-turut Indonesia mencatatkan surplus perdagangan sejak Mei 2020.

Menteri Perdagangan Budi Santoso menyebutkan bahwa surplus dagang ini merupakan bukti ketahanan ekspor nasional di tengah gejolak global. “Ini mencerminkan daya saing yang kuat, terutama dari sektor ekspor nonmigas,” ujar Mendag dalam konferensi pers, Senin (4/8) di Jakarta.

Ekspor Nonmigas Dorong Surplus

Surplus perdagangan Indonesia selama enam bulan pertama tahun ini terutama didorong oleh surplus nonmigas yang mencapai USD 28,31 miliar, naik dari USD 25,69 miliar pada semester I 2024. Amerika Serikat menjadi negara mitra dengan kontribusi surplus terbesar yakni USD 9,92 miliar, diikuti India (USD 6,64 miliar) dan Filipina (USD 4,36 miliar).

Secara kumulatif, ekspor nasional mencapai USD 135,41 miliar, tumbuh 7,70 persen (CtC), melampaui target tahunan pemerintah sebesar 7,10 persen. Sektor nonmigas menyumbang USD 128,39 miliar atau naik 8,96 persen.

Industri Pengolahan Dominan, Pertanian Bersinar

Sektor industri pengolahan tetap menjadi tulang punggung ekspor nonmigas dengan kontribusi 83,81 persen, disusul pertambangan (13,55 persen), dan pertanian (2,64 persen). Yang menarik, ekspor pertanian melonjak 49,77 persen, ditopang komoditas kopi, kelapa, dan manggis.

Sementara itu, ekspor industri pengolahan naik 16,57 persen, meski ekspor sektor pertambangan dan lainnya terkontraksi 25,21 persen.

Komoditas dengan lonjakan ekspor tertinggi antara lain:

  • Kakao dan olahannya (HS 18): +129,86%
  • Kopi, teh, dan rempah-rempah (HS 09): +86,50%
  • Timah dan produk turunannya (HS 80): +80,88%

Asia dan Afrika Jadi Target Baru

Tiongkok, AS, dan India masih menjadi pasar ekspor utama, menyumbang USD 53,07 miliar atau 41,34 persen dari total ekspor nonmigas. Di sisi lain, ekspor ke negara-negara nontradisional juga tumbuh pesat:

  • Swiss: +111,20%
  • Arab Saudi: +49,53%
  • Thailand: +45,20%
  • Bangladesh: +38,09%

Berdasarkan kawasan, Asia Tengah mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 92,78 persen, diikuti Afrika Barat (57,37%) dan Afrika Timur (52,35%).

Impor Bahan Baku dan Modal Naik, Tanda Pemulihan Industri

Sementara itu, impor nasional pada semester I 2025 tercatat USD 115,94 miliar, tumbuh 5,25 persen. Impor nonmigas naik 8,60 persen menjadi USD 100,07 miliar. Struktur impor masih didominasi bahan baku/penolong (71,38%) dan barang modal (19,84%), sementara barang konsumsi hanya 8,78 persen.

“Naiknya impor bahan baku dan barang modal merupakan sinyal positif pemulihan sektor industri nasional,” ujar Mendag.

Barang modal dengan kenaikan tertinggi termasuk CPU, komponen ponsel, dan mobil listrik. Bahan baku seperti logam mulia, biji kakao, sulfur, dan naptha juga mencatat lonjakan impor.

Akselerasi Perjanjian Dagang & Strategi Hadapi Tarif AS

Kemendag mempercepat penyelesaian sejumlah perjanjian perdagangan internasional, termasuk:

  • Indonesia–Uni Eropa CEPA
  • Indonesia–Kanada CEPA
  • Indonesia–Peru CEPA
  • Indonesia–EAEU CEPA
  • Indonesia–Tunisia PTA

“Selanjutnya, kami akan mulai pendekatan intensif ke pasar Afrika,” tegas Mendag.

Menghadapi kebijakan tarif resiprokal AS, Indonesia menyiapkan berbagai langkah seperti diplomasi dagang, pengamanan pasar dalam negeri, serta penggunaan instrumen BMTP dan BMAD.

UMKM BISA Ekspor Capai Potensi Transaksi USD 90 Juta

Kemendag juga fokus memperkuat ekspor dari sektor UMKM melalui program UMKM BISA Ekspor. Hingga Juli 2025, tercatat 410 kegiatan business matching dengan potensi transaksi senilai USD 90,04 juta.

“Sekitar 70 persen UMKM peserta belum pernah ekspor sebelumnya. Ini bukti potensi besar UMKM naik kelas,” kata Mendag.

Kemendag membuka Export Center di berbagai daerah untuk mendukung pelaku UMKM dalam sertifikasi, pengembangan desain, dan konsultasi pasar ekspor. Upaya ini juga diarahkan untuk mempersiapkan keikutsertaan UMKM di Trade Expo Indonesia ke-40.

Kesimpulan

Surplus dagang, pertumbuhan ekspor yang melampaui target, dan lonjakan ekspor UMKM menunjukkan bahwa perdagangan luar negeri Indonesia sedang berada dalam momentum positif. Dengan akselerasi perjanjian dagang dan strategi perlindungan pasar yang agresif, Mendag optimistis kinerja perdagangan akan terus berkontribusi besar bagi perekonomian nasional.

 

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan