klikwartaku.com
Beranda Internasional Serangan Besar Rusia Tewaskan 28 Orang di Kyiv, Abaikan Ultimatum Gencatan Senjata Trump

Serangan Besar Rusia Tewaskan 28 Orang di Kyiv, Abaikan Ultimatum Gencatan Senjata Trump

Serangan besar-besaran Rusia di Kyiv terjadi meski Presiden AS Donald Trump telah mengultimatum Putin untuk menghentikan perang sebelum 8 Agustus. Foto: Tangkapan layer YouTube Global News

KLIKWARTAKU — Serangan udara dahsyat mengguncang ibu kota Ukraina, Kyiv, Kamis pagi 1 Agustus, mengakibatkan sedikitnya 28 orang tewas dan 159 lainnya luka-luka, menurut laporan resmi pemerintah Ukraina.

Di antara korban tewas, terdapat tiga anak-anak berusia 3, 6, dan 17 tahun. Sebuah blok apartemen dilaporkan runtuh, dan berbagai fasilitas pendidikan serta rumah sakit anak-anak juga mengalami kerusakan parah.

Serangan ini terjadi di tengah tekanan dari Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya mengultimatum Presiden Rusia Vladimir Putin agar menyepakati gencatan senjata sebelum 8 Agustus atau menghadapi sanksi ekonomi tambahan dari Amerika Serikat.

Namun, ultimatum tersebut tampaknya diabaikan. Rusia melancarkan serangan udara terbesar dalam beberapa bulan terakhir, mengerahkan 309 drone dan 8 rudal jelajah yang menyasar sejumlah distrik di Kyiv, termasuk Sviatoshynskyi, Solomyansky, dan Shevchenkivskyi.

“Dunia sekali lagi melihat bagaimana Rusia merespons keinginan kami, Amerika, dan Eropa akan perdamaian: dengan pembunuhan demonstratif,” ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di media sosial.

Ketegangan Meningkat antara Rusia dan AS

John Kelley, perwakilan sementara AS untuk PBB, menyampaikan dalam sidang Dewan Keamanan bahwa saatnya Rusia dan Ukraina bernegosiasi untuk mencapai gencatan senjata dan perdamaian yang berkelanjutan.

Namun, di lapangan, gemuruh drone dan ledakan rudal menjadi bukti bahwa pernyataan diplomatik belum mampu menghentikan agresi militer Moskow.

Donald Trump, dalam pernyataan terbarunya, menyatakan kecewa terhadap Putin. Ia mengklaim bahwa sebelumnya telah ada kesepahaman informal untuk gencatan senjata, namun tiba-tiba rudal menghujani Kyiv.

Situasi Mencekam di Garis Depan

Sementara itu, Rusia mengklaim telah merebut kota strategis Chasiv Yar di wilayah timur Donetsk. Klaim ini segera dibantah oleh pihak militer Ukraina, yang menegaskan bahwa pertempuran masih berlangsung sengit.

Proyek intelijen sumber terbuka, DeepState, melaporkan bahwa pasukan Rusia berhasil menguasai sebagian wilayah timur dan utara Chasiv Yar, namun bentrokan masih terjadi di wilayah lain.

Chasiv Yar memiliki posisi strategis karena berada di dataran tinggi yang dapat digunakan Rusia untuk mengincar kota-kota besar seperti Kramatorsk, Sloviansk, dan Druzhivka.

Kekhawatiran Baru: Potensi Jebakan di Pokrovsk

Kota Pokrovsk, yang terletak sekitar 60 km dari Chasiv Yar, kini menjadi titik panas baru dalam konflik. Para analis militer khawatir bahwa ribuan pasukan Ukraina di kota ini bisa terkepung oleh manuver pasukan Rusia dari berbagai arah.

Krisis ini terjadi di tengah kelelahan pasukan Ukraina, yang selama perang menghadapi kekurangan tenaga dan perlengkapan, sementara Rusia terus menggencarkan serangan dengan kekuatan lebih besar.

Jalan Menuju Perdamaian Masih Panjang

Dengan jatuhnya korban sipil termasuk anak-anak, hancurnya infrastruktur sipil, serta ketegangan geopolitik yang meningkat antara Moskow dan Washington, peluang perdamaian di Ukraina tampaknya masih jauh dari kenyataan.

Sementara dunia mendesak agar perang segera dihentikan, fakta di lapangan menunjukkan eskalasi justru terus meningkat. Pertanyaannya kini: apakah sanksi tambahan dari Trump akan cukup menggoyahkan tekad Kremlin? Atau justru memicu gelombang kekerasan baru?***

KlikWartaku.Com Gak Cuma Cepat Tapi Tepat

Homepage
Bagikan:

Iklan